KLIKLUBUKLINGGAU.com - Dari kisah Lucu Abu Nawas sang pujangga cerdas dengan seekor gajah pintar.
Gajah pintar itu disebut-sebut sebagai hewan ajaib dibawa oleh rombongan sirkus ke kota tempat Abu Nawas tinggal. Abu Nawas diberitahu oleh kawannya tentang hal itu.
“Ada seekor gajah pintar bahkan ajaib lagi dipamerkan di pusat kota,” kata kawannya itu.
“Ajaib? Apa maksudnya kawan?” tanya Abu Nawas.
“Gajah itu pintar, memahami bahasa manusia,” jelas kawannya.
“Masa iya ada gajah seperti itu?” heran Abu Nawas tidak percaya.
“Memang ada. Aku juga sudah membuktikannya. Tapi gajah itu hanya tunduk ke perintah pawangnya saja,” jelas kawannya lagi.
Penasaran dengan cerita kawannya Abu Nawas pun minta diantarkan ke tempat gajah cerdas dan ajaib itu.
Berangkatlah Abu Nawas dan kawannya menuju ke lokasi gajah pintar dan ajaib itu. Setiba di tempat yang dituju terlihat kerumunan orang-orang.
Baca Juga: indah dan Memukau, Ini 8 Tempat Wisata di Cilacap yang Wajib Dikunjungi
Mereka sedang terkagum-kagum dengan kemampuan gajah yang dihebohkan pintar dan ajaib itu.
Abu Nawas mengamati. Gajah itu sedang didampingi pawangnya. Ternyata sang pawang sedang melakukan sejenis sayembara dengan gajahnya. Kisah Lucu Abu Nawas lainnya
Kepada orang-orang yang berkerumun diberi tantangan.
“Siapa saja yang bisa membuat gajah pintar dan ajaib ini mengangguk, maka akan diberi hadiah besar,” sang pawang menyampaikan woro-woronya.
Bergiliran orang-orang itu menjajal kepintaran gajah. Berbagai pertanyaan diungkapkan ke gajah itu. Tapi selalu saja gajah menggelengkan kepala.
“Hahaha, ayo siapa yang bisa membuat gajah ini mengangguk silahkan bawa hadiahnya,” teriak sang pawang dengan sedikit sombong.
Sebab sang pawang yakin tidak aka nada yang mampu membuat gajah itu mengangguk. Abu Nawas yang cerdas terdiam lama.
Dia fokus mengamati setiap orang yang bertanya ke gajah pintar dan ajaib itu. Abu Nawas bisa menyimpulkan kalau gajah itu memang bisa memahami bahasa manusia.
Entah memang benar-benar ajaib atau karena dilatih sedemikian rupa oleh pawangnya.
Abu Nawas setelah terus mengamati akhirnya bisa menganalisa dan menemukan cara bagaimana gajah itu bisa mengangguk.
Dirinya kemudian mendekat ke arah gajah itu. Menunggu giliran untuk bisa ikut sayembara. Setelah semua orang yang ikut sayembara gagal membuat gajah itu mengangguk, tiba giliran Abu Nawas.
“Anda mau ikut sayembara ini?” tanya pawang gajah dengan nada meremehkan.
“Aku akan mencobanya,” jawab Abu Nawas singkat.
Sang pawang gajah karena melihat sejak awal tidak ada orang yang bisa membuat gajahnya mengangguk, mulai timbul sombongnya.
Apalagi melihat tampilan Abu Nawas yang menurutnya tidak meyakinkan. Dia melihat Abu Nawas lelaki sudah agak tua, berpakaian sederhana, dan tampang seperti orang bodoh.
Muncul niatnya untuk mempermainkan Abu Nawas.
“Pak tua, kalau Anda bisa membuat gajah ini mengangguk, aku beri hadiah 20 keping uang emas!” tantang sang pawang.
Dia berani menyebut 20 keping uang emas karena yakin Abu Nawas tidak akan mampu membuat gajahnya mengangguk.
“Baik, aku akan mencobanya. Tapi tepati janji Anda ya,” ujar Abu Nawas.
“Tentu akan aku tepai. Saksinya ini orang-orang yang kumpul sekarang,” tegas sang pawang.
“Aku tidak percaya Anda memiliki uang sebanyak itu,” selidik Abu Nawas.
“Eh, jangan sembarangan bicara. Lebih dari itu juga aku punya. Nih, lihat,” pawang gajah terpancing dan mengeluarkan hamper 30 keping uang emas.
Abu Nawas tersenyum. Dalam pikirnya dia senang karena pawang itu sudah kena strateginya. Abu Nawas ingin memberi pelajaran atas sikap sombong yang ditunjukan pawang gajah.
Makanya digiring untuk bisa menunjukkan keberadaan uang koin emasnya di depan orang-orang. Tujuannya agar pawang gajah tidak berkelit jika dirinya berhasil membuat gajah mengangguk.
Abu Nawas lalu mendekat ke arah gajah pintar dan ajaib itu. Abu Nawas kini yakin kalau gajah itu benar-benar memahami bahasa manusia.
“Saya akan ajukan dua pertanyaan ke gajah milik Anda,” kata Abu Nawas ke sang pawang.
“SIlahkan. Jangan banyak bicara. Buktikan saja kemampuanmu,” ketus pawang.
Abu Nawas makin mendekat ke gajah.
“Hai gajah, kamu tahu siapa aku?” teriak Abu Nawas.
Gajah menggeleng. Sang Pawang tertawa merasa menang. Orang-orang pun yang berkerumun ikut tertawa.
Baca Juga: Dengan Adanya Situs Gunung Padang, Terdapat Bukti Peradaban Kuno Indonesia Telah Maju
Merasa pertanyaan Abu Nawas konyol. Abu Nawas tidak terpengaruh. Dia makin merapat ke badan gajah.
Lalu Abu Nawas berteriak, “Hai gajah, apakah tuanmu itu sangat baik kepadamu?”
Gajah tidak bereaksi. Menggeleng tidak, juga mengangguk pun tidak.
Rupanya sang gajah bingung menjawab. Kalau menggeleng majikannya pasti marah. Sebab dipermalukan di depan banyak orang.
“Sekali lagu aku Tanya, apakah tuanmu itu sangat baik kepadamu?” Abu Nawas mengulang pertanyaan dengan nada kencang.
Suasana mendadak hening.
Sang pawang gelisah.
Lalu, gajah itu menganggukkan kepalanya.
Riuhlah suara sorak orang-orang yang berkerumun itu. Bertepuk tangan, bersuit-suit. Merasa terwakili kekalahannya oleh Abu Nawas.
“Mana uang koin emasnya?” Abu Nawas berkata ke sang pawang.
Berat hati, akhirnya sang pawang menyerahkan 20 koin emas kepada Abu Nawas. Begitulah akhir Kisah Lucu Abu Nawas dengan gajah pintar dan ajaib. *** (Bella Martha Anggelleta).