KLKLUBUKLINGGAU.com -Teguran adalah usaha untuk memperingatkan seseorang agar sadar dengan apa yang telah dilakukannya sehingga ia kembali ke jalan yang benar, jelas Ustadz Ustadz Abdul Somad.
Hal itu disampaikan dengan jelas olehUstadz Abdul Somad dalam Akun YouTube Dakwah Pendek.
"Ketika kita masih terjatuh, ingatlah sesungguh kerikil itu mengingatkan kita ada lobang-lobang besar di hadapan di depan mata,"terang Ustadz Abdul Somad.
Baca Juga: Mengenal Alam Kubur Setelah Meninggalkan Dunia
Bila kita terpeleset karena kulit pisang, Kata Ustadz Abdul Somad, ingatlah sesungguhnya Allah SWT masih sayang kepada kita, karna ada bencana musibah, mengajarkan kita untuk waspada.
"Tapi jika tidak ada teguran sama sekali, sesungguhnya murka Allah SWT sedang di depan kita, tersesatlah kita saat itu,"jelas ustadz Abdul Somad.
Sementara itu, yang berintonasi keras dan pedas dari ayat-ayat teguran Alqur’an, Al-Anfâl[8]: 67-69
(مَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَكُونَ لَهُ أَسْرَىٰ حَتَّىٰ يُثْخِنَ فِي الْأَرْضِ ۚ تُرِيدُونَ عَرَضَ الدُّنْيَا وَاللَّهُ يُرِيدُ الْآخِرَةَ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ @ لَوْلَا كِتَابٌ مِنَ اللَّهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمْ فِيمَا أَخَذْتُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ @ فَكُلُوا مِمَّا غَنِمْتُمْ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ).
Di sini, teguran Alqur’an terasa keras dan pedas sejak dari awal yang diawali dengan مَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَكُوْنَ لَهُ أَسْرَى)), yang artinya: “tidak sepatutnya Nabi Saw punya tawanan.”