Perjuangan Orang Tua di Wilayah Kabupaten Muratara Demi Untuk Mengantarkan Anak ke Sekolah

- 11 Agustus 2022, 22:29 WIB
ORANG tua gendong anak menyeberangi sungai untuk sekolah
ORANG tua gendong anak menyeberangi sungai untuk sekolah /

Kliklubuklinggau.com-erjuangan berat harus dilakukan oleh para orang tua siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Muara Kulam Lokal Jauh, Karang Pinggan, Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara.

Pasalnya, para orang tua harus mengendong anaknya menyeberangi sungai yang aliran airnya cukup deras untuk sampai ke sekolah.

Disampaikan, Relawan Sahabat Pedalaman, Koko Triantoro, ada sekitar 30 siswa yang belajar di sekolah tersebut, dari kelas 1 hingga kelas 6.

"Para orang tua harus mengendong anaknya. Jadi, akses jembatan, sangat dibutuhkan untuk para generasi penerus bangsa di Karang Pinggan,” kata Koko, Kamis (4/8).
Menurutnya, bukan hanya untuk para siswa sekolah, jembatan itu sangat dibutuhkan oleh penduduk Dusun Karang Pinggan yanh jumlahnya sekitar 200 orang.

Diketahui, Dusun Karang Pinggan diperkirakan ada sejak 1940 lalu. Namun, keberadaannya cukup jauh dari pusat Kecamatan Ulu Rawas mencapai 12 km.

Bahkan, dari pusat kecamatan, untuk menuju Dusun Karang Pinggan harus melalui jalur sungai, menggunakan perahu ketek menyusuri Sungai Rawas masuk ke Sungai Kulam menyelusuri jalur ke hulu.
Setelah itu, baru 2 sampai 3 jam baru sampai di Dusun Karang Pinggan.

Tapi, kalau melalui jalur darat hanya bisa mengunakan sepeda motor, dengan menempuh jalan setapak. Setelah perjalanan sekitar 5 km meter, baru tiba di Dusun Batu Tulis.

Disitu, ada persimpangan kalau ke kanan menuju Dusun Sendawar, dan lurus menuju Dusun Karang Pinggan. 

Selanjutnya, dari Dusun Batu Tulis ke Dusun Karang Pinggan masih harus menelusuri jalan setapak sepanjang 7 km. Dan untuk sampai ke pusat Dusun, harus menyeberang Sungai Kulam, dan Sungai itulah yang membutuhkan jembatan.

Tentu, jembatan itu sangat dibutuhkan masyarakat, karena setiap melakukan aktifitas sehari-hqri, mulai dari ke kebun sampai ke pusat kecamatan untuk membeli bahan pokok.

Memang, saat air surut sungai itu bisa dilalui dengan jalan kaki. Namun, ketika debit air sedang tinggi, untuk menyeberangi sungai masyarakat harus berenang atau mengunakan rakit yang terbuat dari bambu.

Memang, sebenarnya bila hendak pergi ke pusat kecamatan, masyarakat Karang Pinggan bisa menggunkan perahu ketek. Tapi, tidak semua masyarakat memiliki perahu ketek, selain itu ongkos naik perahu ketek cukup mahal. Jadi, tidak semua masyarakat mampu untuk mengunakan alat transportasi air itu. *** (01)

Editor: Aan Sangkutiyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x