Polisi Menduga Kematian Satu Keluarga di Kalideres Melakukan Ritual Tertentu Sebelum Meninggal

- 29 November 2022, 18:54 WIB
Polii mengeluarkan barang bukti untuk mengungkap kasus Satu Keluarga Meninggal di Kalideres
Polii mengeluarkan barang bukti untuk mengungkap kasus Satu Keluarga Meninggal di Kalideres /

KLIKLUBUKLINGGAU.com- Kasus kematian empat orang dalam satu keluarga di dalam rumahnya yang berada di Kalideres, Jakarta Barat pada 10 November 2022 lalu masih menjadi teka-teki. Kepolisian masih terus bekerja mengungkap motif dan penyebab tewasnya empat orang tersebut.

Meski belum sampai pada satu simpulan kuat, pihak kepolisian mengumumkan pada publik bahwa motif dan alasan kematian keempat korban bukan kelaparan, keracunan, ataupun kekerasan.

Namun info terbaru, penyidik Polda Metro Jaya menyebutkan adanya dugaan bahwa satu keluarga di Kalideres itu melakukan ritual tertentu sebelum meninggal dunia.

Keterangan tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi.

"Ada kecenderungan salah satu keluarga dominan, yang mengarah kepada almarhum Budiyanto, bahwa yang bersangkutan memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu,"ungkapnya Selasa, 29 November 2022.

Dilansir dari Pikiran-Rakyat.com, berdasarkan keterangan Hengki, dugaan tersebut muncul berdasarkan keterangan saksi. Tak hanya itu, sejumlah buku yang ditemukan di TKP pun menyebabkan munculnya dugaan ritual tersebut.

"Ditemukan buku-buku lintas agama, mantra, dan kemenyan," ujarnya.

Nantinya, pihak kepolisian akan meminta para pakar untuk ikut mendalami lebih lanjut soal temuan tersebut.

"Kami akan mengundang ahli sosiologi agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku, serta hubungannya dengan temuan jejak benda-benda di TKP," katanya.

Sebelumnya, pihak kepolisian pun menemukan fakta yang terbilang janggal. Diketahui, keluarga di Kalideres itu mempunyai cara yang berbeda saat menjual barang.

Hengki menjelaskan bahwa keluarga tersebut menjual barang dengan meletakkannya di luar rumah. Sehingga, pembeli barangnya pun hanya tinggal mengambilnya saja.

“Kita ketemu lagi yang lain, oh dia menghubungi untuk menjual barang segala macam. Sempat masuk atau tidak? Oh ternyata barangnya sudah disiapkan di luar tinggal ngambil. Jadi ini benar-benar inter kolaborasi kita ke depankan scientific crime investigation,” tuturnya.

Menurut keterangan Hengki, satu keluarga itu jarang melakukan komunikasi dengan lingkungan luar. Lebih lanjut, Hengki menjelaskan bahwa pihaknya juga telah menemukan dua ponsel milik keluarga tersebut.

"Hasil digital forensik ditemukan petunjuk sangat jarang berkomunikasi dengan pihak luar," katanya.

Adapun, dalam kedua ponsel itu ditemukan adanya komunikasi satu arah dengan kalimat-kalimat emosi.

“Kami temukan komunikasi satu arah dari satu HP ke HP lain. Ini banyak sekali kata-kata tentang emosi yang negatif yang saat ini sedang didalami oleh pihak psikologi forensik. Sebagaimana yang kami sampaikan kemarin, ini kata-katanya sangat terlihat bahwa ini berpendidikan dari bahasa Inggris sifatnya emosi,” ujarnya," ucapnya.

Hingga saat ini, tim psikologi forensik pun masih mendalami lebih lanjut soal pesan yang terdapat dalam kedua ponsel itu.***

Editor: Rina Sephtiari

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x