Waspada Tiga Bibit Siklon Tropis di Sekitar Tiga Wilayah Indonesia, BMKG Jelaskan Dampaknya

- 6 Februari 2023, 20:16 WIB
Ilustrasi siklon tropis
Ilustrasi siklon tropis /Janeb13/OkeNTT

KLIKLUBUKLINGGAU.com- Sejumlah daerah di Indonesia diprediksi akan mengalami cuaca ekstrem selama sepekan ke depan, yaitu periode 6-12 Februari 2023.

Menurut keterangan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, cuaca ekstrem tersebut terjadi lantaran munculnya tiga bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia.

"Kemunculan tiga bibit siklon tropis ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah siklon tropis," katanya, dikutip pada Senin, 6 Februari 2023.

Tiga bibit siklon tropis yang dimaksudkan tersebut, yakni Bibit Siklon Tropis 94S, Bibit Siklon Tropis 95S, dan Bibit Siklon Tropis 97S.

Dwikorita mengatakan, Bibit Siklon Tropis 94S terlihat berada di Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu yang memiliki kecepatan angin maksimum 30 knot, dan tekanan udara minimum 1000.2 mb.

"Sistem ini bergerak ke arah timur tenggara dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori sedang," ujarnya.

Baca Juga: BMKG Imbau Masyarakat Waspada Peralihan Musim Hujan ke Kemarau yang Dapat Sebabkan Cuaca Ekstrem

Sementara itu, Bibit Siklon Tropis 95S terpantau berada di Samudra Hindia sebelah Selatan Banten. Diketahui, bibit siklon tersebut memiliki kecepatan angin maksimum 20 knot, dan tekanan udara minimum 1004.2 mb.

Sistem tersebut bergerak ke arah Barat dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam kategori rendah selama 24 jam ke depan.

Kemudian, Bibit Siklon Tropis 97S terpantau di Samudra Hindia Selatan NTB dengan memiliki kecepatan angin maksimum 20 knot, dan tekanan udara minimum 1002.8 mb.

"Sistem ini bergerak ke arah tenggara dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah," kata Dwikorita.

Dwikorita pun menyebut bahwa cuaca ekstrem akan menimbulkan sejumlah kerugian, termasuk kerugian materiil, dan immateriil. Selain itu, cuaca ekstrem juga dapat memicu bencana hidrometeorologi.

Oleh karenanya, pihak BMKG mengimbau pemerintah daerah, dan masyarakat untuk siaga terhadap cuaca ekstrem berupa hujan, dan angin kencang tersebut.

Sebelumnya, Dwikorita juga sempat mengatakan bahwa cuaca ekstrem berpotensi terjadi saat masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau.

Baca Juga: Adanya Kasus Baru Gagal Ginjal Akut di Jakarta, Obat Sirup Praxion Disetop dari Peredaran

Menurutnya, transisi musim tersebut menimbulkan fenomena cuaca ekstrem, seperti angin puting beliung, angin kencang, hujan lebat dengan periode singkat yang memicu bencana hidrometeorologi.

Diketahui, sebagian besar wilayah di pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi dari musim hujan ke musim kemarau pada Maret, April, Mei 2023. Oleh karenanya, masyarakat pun diminta untuk bersiap menghadapi musim kemarau.***

Editor: Rina Sephtiari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x