57 Tahun Pikiran Rakyat, Lewati Masa Sulit Gelombang Pertama Era Konvergensi

- 25 Maret 2023, 04:16 WIB
Pikiran Rakyat
Pikiran Rakyat /Dok Pikiran Rakyat/

"Ketika reformasi, orang-orang seperti tersalurkan kekesalan sekian puluh tahunnya, sempat meledak oplah-oplah koran yang isinya menghujat. Itu bukan kultur kita, dan kita tetap menampilkan kualitas seperti sebelumnya. Terlihat, koran seperti itu hanya bertahan beberapa bulan atau setahun, setelah itu habis. Kultur etika kita dijaga, kualitas redaksi dijaga supaya beritanya bisa dipercaya," ucapnya.

Perbedaan Orde Baru dan reformasi, kata dia, terlihat dari banyak sisi. Selain bermunculan koran yang bersuara "nyaring", kebebasan berpendapat pun membuat kantor media menjadi sasaran unjuk rasa. Hal itu tetap terjadi meskipun di masa reformasi sudah diatur bahwa pengaduan seharusnya dilakukan ke Dewan Pers.

Yoyo mengatakan, masa reformasi seakan membuat berbagai pihak semakin berani untuk protes ke perusahaan media. Kebebasan berekspresi dan berdemokrasi diartikan untuk unjuk rasa memprotes kantor pers.

"Aspirasi, ya, biasa lah, media harus tangkap aspirasi dari berbagai sisi. Hal-hal itu berkesan buat saya pribadi. Ada seorang yang oleh lembaga resmi dinyatakan tersangka. Tapi lalu timnya datang berombongan, berbelas-belas mobil, ke kantor. Ya, kita terima. Banyak sekali sampai kayak demo di ruangan rapat redaksi. Ada tokoh agama hadir, dan LSM. Timnya datang teriak-teriak di kantor. Memang penuh warna," katanya.

Akan tetapi, tekanan itu dikatakannya tidak memberikan pengaruh signifikan sampai mengubah kebijakan atau strategi berita. Saat meyakini pemberitaan ada di jalur yang benar dan sesuai kode etik, ia mengatakan bahwa tidak ada yang terlalu dikhawatirkan.

Tekanan-tekanan yang datang itu justru memperlihatkan bahwa pengaruh pemberitaan Pikiran Rakyat memang besar. Berita Pikiran Rakyat menjadi acuan utama informasi masyarakat Jawa Barat dan memberi dampak yang besar.

"Dulu ada satu berita singkat di halaman Jawa Barat, yang mengatakan ada sebuah indikasi kesalahan oknum PNS di salah satu kabupaten. Berita singkat saja, 3 alinea kecil. Tetapi dampaknya, bupati langsung telepon mau luruskan, ya kami katakan dibuat hak jawab. Berita kecil seperti itu saja betul-betul berpengaruh," kata Yoyo.

Pada masa kepemimpinan Yoyo di redaksi, Pikiran Rakyat pun mulai memvariasikan konten dan menyajikan berbagai lembaran khusus untuk meraih segmen pembaca yang beragam. Misalnya ada lembaran khusus olah raga bernama Gelora, Khazanah yang berisi konten budaya, Binangkit yang berkaitan dengan perempuan, serta Peer Kecil untuk menargetkan pembaca yang lebih kecil. Terbitan Pikiran Rakyat pada Minggu pun mulai diarahkan lebih banyak membahas hiburan.

Konvergensi media

Sejak dua dekade terakhir, sedikit demi sedikit media massa sebenarnya sudah diberikan sinyal-sinyal mengarah ke digitalisasi media massa. Portal berita sudah muncul, meski berbagai perusahaan, termasuk Pikiran Rakyat, belum menggarapnya dengan serius.

Halaman:

Editor: Aan Sangkutiyar

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x