Relawan Rumah Sakit Al Shifa Ceritakan Kekejaman Penjajah Israel: Pasien Pergi, Langsung Ditembak

- 17 November 2023, 18:45 WIB
Seorang anak laki-laki Palestina yang terluka dibawa dari tanah setelah serangan udara Israel di luar pintu masuk rumah sakit al-Shifa di Jalur Gaza
Seorang anak laki-laki Palestina yang terluka dibawa dari tanah setelah serangan udara Israel di luar pintu masuk rumah sakit al-Shifa di Jalur Gaza /Abed Khaled/AP Photo/

KLIKLUBUKLINGGAU.com- Rumah sakit di Gaza telah menjadi sasaran para penjajah Israel untuk diserang. Mereka telah menuduh rumah sakit menjadi tempat persembuyian pusat komando dan kontrol bawah tanah Hamas.

Alhasil, banyak fasilitas rumah sakit yang rusak, pasokan kesehatan berkurang bahkan ada beberapa yang berhenti beroperasi.

Tak hanya itu, kondisi masyarakat Gaza dan tim medis kesehatan yang berada di lingkungan rumah sakit sangat memprihatikan.

Baca Juga: Wahyu Ningati Asal Kota Lubuklinggau Usung Tagline SIGAP, Siap Bertarung di Munas XXV PB HMI di Pontianak

Seorang petugas medis dari Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, Jawdat Sami Al-Madhoun, menceritakan momen dramatis ketika ia berhasil keluar dari Kota Gaza, Palestina, yang sedang dikepung oleh tentara Israel.

Dalam keterangan yang dikutip dari Al Jazeera pada Jumat 17 November 2023, Jawdat berhasil meninggalkan Kota Gaza dengan berjalan kaki sejauh 16 kilometer menuju Deir El-Balah. Sebelumnya, selama 25 hari lebih, ia menjadi sukarelawan di unit gawat darurat Rumah Sakit Al-Shifa.

"Saya adalah seorang sukarelawan. Saya menerima pasien, melakukan triase, dan memberikan perawatan kepada siapa pun yang membutuhkan bantuan. Meskipun saya bukan perawat terlatih, saya belajar selama satu setengah tahun dan ingin memberikan kontribusi apa pun yang saya bisa untuk membantu," kata Jawdat.

Baca Juga: Maju Terus, Ini Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Kabupaten Takalar periode 2024-2029 dari Partai NasDem

Jawdat menceritakan momen ketika ia dan beberapa pengungsi memutuskan untuk meninggalkan Rumah Sakit Al-Shifa, tempat mereka berlindung dari serangan Israel. Mereka berharap bisa melewati tank, tentara, dan penembak jitu Israel dengan selamat.

Selama pelarian mereka, Rumah Sakit Al-Shifa juga menjadi target serangan pasukan Israel pada Rabu, 15 November 2023. Jawdat menyampaikan bahwa selama serangan tersebut, rumah sakit menerima enam pasien dengan luka-luka. Mereka ditembak setelah diberitahu oleh tentara Israel bahwa mereka boleh meninggalkan gedung mereka.

"Ketika mereka pergi, mereka langsung ditembak," ungkap Jawdat.

Baca Juga: Siap Perang, Ini Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Kabupaten Takalar periode 2024-2029 dari PDIP

Di tengah pelarian mereka, Jawdat dan rekan-rekannya dihadang oleh tentara Israel. Mereka diminta berdiri dengan tangan terangkat dan menunjukkan kartu identitas. Beberapa orang dari rombongannya bahkan diambil oleh tentara Israel.

"Mereka mengambil sekitar 20 pria, menelanjangi, memukuli, mempermalukan, dan kemudian melepaskan mereka. Ini terjadi setiap kali tentara bosan, mereka memilih seseorang untuk ditindas dan dihina," cerita Jawdat.

Selain menghadapi tentara Israel, Jawdat juga menyaksikan pemandangan mengerikan saat melarikan diri dari Gaza. Ia berlari melewati mayat-mayat, melihat seorang gadis kecil yang terpenggal kaki, dan seorang wanita berusia 50-an yang masih mengenakan mukena tergeletak mati di tanah.

Baca Juga: Ini Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Kabupaten Takalar periode 2024-2029 dari Partai Gerindra

Meskipun melalui pengalaman menegangkan dan penuh penderitaan, Jawdat dan rombongannya akhirnya berhasil keluar dari Kota Gaza dan tiba di Deir El-Balah. Dalam akhir pernyataannya, Jawdat menyatakan bahwa ia tidak tahu berapa banyak lagi orang yang akan mencoba melarikan diri dari Rumah Sakit Al-Shifa di tengah kondisi yang sulit ini.***

Editor: Rina Sephtiari

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x