Menanggapi Pertanyaan Mengenai Mirage 2000-5, Menhan: Pembelian Mirage 2000-5 Penyesuaian Menuju Rafale

- 21 Juni 2023, 18:00 WIB
Menhan Prabowo Subianto.
Menhan Prabowo Subianto. /Arief Pratama/Berita majalengka

KLIKLUBUKLINGGAU.com - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengemukakan pembelian 12 unit pesawat tempur Mirage 2000-5 merupakan salah satu bentuk transfer teknologi untuk pilot-pilot TNI AU sebelum nantinya mereka menggunakan pesawat tempur baru Dassault Rafale.

Prabowo saat jumpa pers di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin, menjelaskan Mirage 2000-5 dan Dassault Rafale memiliki teknologi kompatibel karena keduanya dibuat oleh perusahaan yang sama, yakni Dassault Aviation dari Prancis.

"Mirage 2000-5 ini sangat canggih dan teknologinya hampir sama, istilahnya sangat kompatibel dengan Rafale. Berarti ini bisa dikatakan proses penyesuaian pilot-pilot kita dengan teknologi menuju Rafale. ToT (transfer teknologi)-nya karena ini bukan pesawat yang baru, pertama kita punya penerbang dan kru maintenance (pemeliharaan) belajar dengan teknologi ini," kata Prabowo menanggapi soal transfer teknologi dari pembelian Mirage 2000-5.

Baca Juga: Sampaikan Sambutan di Hadapan Pengurus PPP NTB, Ganjar Sebut Posisi Istimewa PPP Dalam Kerja Sama Dengan PDIP

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan membeli 12 unit Mirage 2000-5 beserta perangkat pendukungnya dari Qatar dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU yang diteken pada 31 Januari 2023. Sebanyak 12 unit pesawat itu merupakan pesawat tempur bekas dari Angkatan Udara Qatar.

Prabowo menjelaskan alasan membeli pesawat tempur itu karena proses pengirimannya yang cepat dan masa jam terbangnya masih relatif rendah. Pengiriman yang cepat dibutuhkan oleh Indonesia untuk memastikan kesiapan tempur TNI AU dan menjaga pertahanan udara Indonesia saat beberapa pesawat tempur TNI AU menjalani peremajaan (refurbishment).

Beberapa pesawat tempur TNI AU, seperti F-5 Tiger, SU-27/30, Hawk 100/200, dan F-16 dalam proses peremajaan (upgrade/refurbish) dan perbaikan (overhaul/repair) sehingga TNI Angkatan Udara membutuhkan pesawat tempur yang siap pakai selama periode perbaikan beberapa pesawat tersebut.

Baca Juga: Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno Ungkap Kesiapan Silaturahmi Dengan Megawati Bangun Komunikasi Politik

"Ini sesuatu yang sangat mendesak untuk kita segera punya penangkal. Sangat-sangat tidak benar negara sebesar kita, seluas kita, dan sekaya kita, tidak punya pertahanan udara yang kuat," kata Menhan.

Halaman:

Editor: Aan Sangkutiyar

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah