Hasil Identifikasi aparat Kepolisian, Ini Penyebab Kebakaran Mess SPBU Lubuk Tanjung Kota Lubuklinggau

- 29 Februari 2024, 18:00 WIB
Tim gabungan Polres Lubuklinggau melakukan identifikasi, atas kejadian terbakarnya Mess di Lubuk Tanjung Kota Lubuklinggau, yang menewaskan sang Maneger SPBU.
Tim gabungan Polres Lubuklinggau melakukan identifikasi, atas kejadian terbakarnya Mess di Lubuk Tanjung Kota Lubuklinggau, yang menewaskan sang Maneger SPBU. /

KLIKLUBUKLINGGAU.com - Misteri kebakaran di Mess SPBU Lubuktanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akhirnya diketahui.

Hal itu terjadi setelah aparat kepolisian dari Polres Lubuklinggau melakukan penyelidikan atas kasus kebakaran yang menyebabkan Maneger SPBU Lubuk Tanjung Erlo Bayu Rahmawan tewas, pada kebakaran yang terjadi Selasa 27 Februari 2024 sekira pukul 20.30 WIKB.

Kapolres Lubuklinggau AKBP Indra Arya Yudha melalui konferensi pers yang disampaikan Kasat Reskrim AKP Hendrawan, menyampaikan kalau bermula dari aparat kepolisian menerima laporan terkait kebakaran tersebut.

Kemudian, SPKT Piket Fungsi dan Piket Reskrim, bersama dengan Tim Identifikasi INAFIS serta Unit Pidum Opsnal Tim Macan Linggau, diterjunkan ke lokasi kejadian.

Kemudian, tim gabungan mengamankan TKP dan membantu petugas pemadam kebakaran dan masysarakat sekita memadamkamn api.

"Setelah api padam, tim gabungan masuk ke bangunan yang terbakar yang dihuni oleh korban Elo. Disitu, ditemukan Elo tergeletak di kamar mandi, deengan tubuh penuh luka bakar," katanya, Kamis 29 Februari 2024.

Selanjutnya, korban langsung dilarikan kerumah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti aisyah Lubuklinggau. Namun, nyawa kmorban tidak terselamatkan lagi, dengan penjelasan dari Dr. Farhan Abdallah, korban tewas akibat menghirup asap kebakaran yang mengandung CO2.

Selain itu, tubuh korban juga alami luka bakar mencapai 86 persen, dsan itu penyebab kematian korban. Kerugian akibat kebakaran ini mencapai Rp 250 juta.

Kemudian, lanjut Kasat Reskrim Rabu 28 Februari 2024, sekira pukul 12.30 WIB, tim penyelidik kembali ke TKP untuk melakukan pemeriksaan kesejumlah saksi, guna mengetahui penyebab kebajkaran tersebut.

Adapun saksi yang diperiksa adalah Shella yang merupakan penghuni Mess No.2, disitu diketahui kalau Shella menjadi orang pertama yang mengetahui terjadinya insiden kebakaran.

Saat itu, Shella mengaku sedang berada di ruang tamu mess, dan ia mendengar suara letupan dan melihat api dari mess No.3 yang dihuni oleh korban. Melihat itu Shella langsung berteriak, dan teriakannya membuat warga sekitar tahu adanya kebakaran, dan coba memadamkan api.

Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan terhadap Agusta Irawan yang merupakan penghuni Mess no 1, di sampaikan Agusta kalau saat kejadian ia baru pulang bersama keluarganya, dan melihat ada asp hitam dan api dari Mess korban.

Agusta langsung berteriak dan mencabut stop kontak mesin air, guna mencegah kerusakan.

Kemudian, hasil pemeriksaan dari Yulisa, yang merupakan tetangga depan Mess No.4, saat kejadian ia sedang berada dirumah, dan mendengar teriakan dari Shella.

Selain itu, ia mengaku mencium ada bau kabel yang terbakar. Namun, tidak mengetahui dari mana asalnya, dan itu terjadi tepat sehari sebelum kejadian kebakaran.

Pemeriksaan juga dilakukan terhadap Winda, yang juga merupakan tetangga depan Mess no 4. Keterannya sama dengan Yulisa, kalai ia mendengar teriakan dari Shella.

Selain itu, juga mencium ada bau kabel yang terbakar, tepat 1 hari sebelum kejadian kebakaran. Tapi, tidak tahu darimana asalnya.

Lalu, hasil pemeriksaan atau keterangan dari Hero yang merupakan tetangga depan Mess No.2, kalau ia mendengar ada teriakan minta tolong dari dalam lokasi Mess yang terbakar.Bahkan, ia juga ikut memadamkan api dan menemukan jasad Elo di kamar mandi.

Jadi, kata Kasat Reskrim, berdasarkan pemeriksaan saksi-skai dan oleh TKP dari tim gabungan, polisi menyimpulkan penyebab kebakaran diduga akibat konseleting listrik dari kediaman korban Elo.

Kemudian, api cepat menyambar dikarenakan banagunan Mess yang memang tergolong sudah tua, dan menggunakan bahan bangunan yang mudah terbakar seperti kayu triplek pada plafon rumah.

"Suara letupan juga kemungkinan berasal dari plafon yang jatuh dan menimpa sepeda motor milik korban," ungkapnya.

Kemnudian, ape menyambar sepeda motor korban dan langsung membesar. Ada kemungkinan, korban berusaha untuk memadamkan api dengan mengambil air dari kamar mandi.

Namun, malang dikarenakan kurangnya ventilasi udara di bangunan tersebut, menyebabkan korban meninggal dunia akibat terlalu banyak menghirup CO2.

Pihak keluarga korban juga sudah mengikhlaskan kejadian yang dialami anggota kenya ini, dan menolak untuk dilakukan otopsi. ***

Editor: Aan Sangkutiyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah