Toyota Group Dihantam Skandal Keselamatan, Akio Toyoda Minta Maaf kepada Konsumen dan Stakeholder

5 Juni 2024, 11:00 WIB
Bos Toyota Global, Akio Toyoda /Automotive News

KLIKLUBUKLINGGAU.com - Toyota Motor Corporation (TMC) kembali dihantam skandal keselamatan terkait proses sertifikasi uji kendaraan mereka. Pada konferensi pers terbaru yang digelar Senin 3 Juni, Akio Toyoda, pemimpin Toyota Motor Corporation, meminta maaf kepada konsumen dan stakeholder atas temuan terbaru dari tim investigasi internal mereka terkait sertifikasi uji keselamatan.

Toyota mengakui adanya pelanggaran dalam proses sertifikasi tujuh model kendaraan yang dipasarkan di dalam negeri. Ketujuh model tersebut adalah Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross, serta empat model lain yakni Crown, Isis, Sienta, dan Lexus RX, yang sudah tidak diproduksi sejak 2014.

Toyoda menjelaskan bahwa temuan ini merupakan hasil dari arahan Kementerian Transportasi Jepang yang menugaskan Toyota untuk melakukan investigasi pada beberapa tipe kendaraan. Hasil investigasi menunjukkan bahwa ketujuh model tersebut diuji dengan metode yang berbeda dari standar nasional.

Baca Juga: Toyota Hentikan Sementara Pengiriman dan Penjualan Tiga Model Kendaraan Untuk Pastikan Keamanan

“Masalah ini melibatkan dua perusahaan, yakni TMC dan Toyota Motor East Japan. Sebagai orang yang bertanggung jawab di Toyota Group, saya ingin meminta maaf kepada seluruh konsumen, penggemar otomotif, dan stakeholder atas isu ini, termasuk Hino, Daihatsu, dan Toyota Industries Corporation. Saya sangat meminta maaf,” ucap Toyoda.

Shinji Miyamoto, Customer First Promotion Group Chief Officer TMC, mengungkapkan bahwa ada tiga cara untuk melakukan proses sertifikasi. Pertama, dengan menyerahkan pada pemeriksa dari divisi teknis sebagai saksi mata saat tes. Kedua, pabrikan melakukan sertifikasi internal atau in-house secara mandiri. Ketiga, dengan mengirimkan data pengembangan pengujian untuk disertifikasi.

“Kali ini, kasus ditemukan melalui cara kedua dan ketiga. Kami menemukan enam kasus spesifik,” ujar Miyamoto.

Baca Juga: Jeep Umumkan Kehadiran SUV Listrik Global Pertamanya, Jeep Wagoneer S 2026

Kasus-kasus Sertifikasi yang Melibatkan Toyota:

1. Kasus Pertama (2014-2015):

Melibatkan model Isis dan Crown. Sertifikasi keselamatan melibatkan pengujian airbag dan sabuk keselamatan. Toyota menyerahkan data uji pengembangan, bukan data hasil akhir yang mendekati kondisi saat dijual ke konsumen.

2. Kasus Kedua (2015):

Pengembangan produk Corolla untuk pengujian dampak cedera pada pejalan kaki dilakukan dengan sudut tabrak 65 derajat, bukan 50 derajat seperti standar. Data pengujian ini yang dikirimkan untuk sertifikasi.

3. Kasus Ketiga (2015):

Melibatkan produk Corolla, Sienta, dan Crown untuk pengujian kerusakan akibat tabrakan pejalan kaki. Data pengembangan digunakan untuk sertifikasi keselamatan, tanpa pengujian ulang sesuai titik yang disepakati.

Baca Juga: Hyundai Motors Indonesia Resmi Umumkan Harga All-new KONA Electric, Harga Jual Mulai dari Rp500 Jutaan

4. Kasus Keempat (2014-2015):

Pengembangan Crown dan Sienta untuk memastikan kebocoran bahan bakar dan masalah akibat tabrakan belakang. Toyota menggunakan penghalang seberat 1.800 kilogram, lebih berat dari standar 1.100 kilogram. Data hasil tes diserahkan dengan berat yang sesuai standar.

5. Kasus Kelima (2020):

Melibatkan model Yaris Cross. Pengujian kerusakan pada jok belakang saat membawa barang di bagasi dilakukan dengan blok lama, bukan blok baru sesuai regulasi. Data pengujian ini yang dikirimkan untuk disertifikasi.

6. Kasus Keenam (2015):

Pengembangan mesin Lexus RX. Pengujian daya mesin tidak mencapai target. Toyota menyesuaikan sistem kendali kendaraan untuk mencapai daya yang ditargetkan, tanpa menghentikan pengujian dan menyelidiki penyebab kegagalan, yang ternyata akibat rusaknya knalpot uji.

Baca Juga: Pengemudi Mobil Manual Harus Menginjak Pedal Kopling Saat Berpindah Gigi, Begini Alasannya

“Saya menyimpulkan bahwa kasus pertama hingga kelima melibatkan data uji pengembangan yang diserahkan untuk sertifikasi. Pada kasus keenam, produsen kendaraan melakukan uji sertifikasi sendiri dan menyerahkan data tersebut,” jelas Miyamoto.

Skandal ini semakin memperburuk citra Toyota yang sebelumnya juga dihadapkan pada masalah serupa di Hino Motors, Daihatsu Motor Co., dan Toyota Industries Corporation. Toyota berkomitmen untuk memperbaiki proses sertifikasi dan memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan yang berlaku, serta menjaga kepercayaan konsumen dan stakeholder di masa depan. ***

Editor: Firmansyah Ababil

Tags

Terkini

Terpopuler