Penghentian Kerja Sama New Energy Holdings Ganggu Ekspansi Ekspansi Mobil Listrik BYD di Vietnam

- 3 Juni 2024, 19:00 WIB
Mobil listrik BYD M6
Mobil listrik BYD M6 /YT carguru.thailand

KLIKLUBUKLINGGAU.com - Penghentian kerja sama secara tiba-tiba oleh New Energy Holdings (NEH) dengan BYD pada 6 Mei lalu telah menimbulkan dampak signifikan terhadap rencana ekspansi BYD di Vietnam.

NEH, yang merupakan anak perusahaan dari Tasco Auto dan salah satu distributor terbesar di Vietnam, semula berencana untuk mendirikan 50 diler BYD di negara tersebut hingga akhir tahun 2024. Namun, perubahan mendadak ini mengancam stabilitas rencana ekspansi BYD di pasar Vietnam.

BYD menyatakan bahwa rencana ekspansinya di Vietnam tidak akan terpengaruh oleh keputusan NEH, dengan alasan bahwa mereka memiliki banyak mitra lain di Vietnam. Meskipun demikian, situasi ini tampaknya lebih kompleks dari yang diklaim, mengingat NEH memiliki sekitar seperlima dari jumlah diler yang direncanakan.

Baca Juga: Honda Pangkas Harga Tiga SUV Terlaris di Australia, Setelah Mengalami Penjualan Terendah Sepanjang Sejarah

NEH mengklaim bahwa keputusan untuk menghentikan kerja sama tersebut diambil karena adanya penyesuaian dalam strategi bisnis. Mereka berpendapat bahwa membagi sumber daya terlalu tipis akan menyulitkan pencapaian target yang telah ditetapkan.

Secara mendadak, NEH juga menyatakan akan berdiskusi dengan investor lain untuk mentransfer atau menyewakan diler yang belum selesai demi melanjutkan proyek BYD di Vietnam.

Rencana NEH untuk mendirikan diler BYD tampaknya sudah berada pada tahap lanjut, terbukti dari agresifnya perekrutan personel baru-baru ini. Beberapa diler NEH yang direncanakan berada di lokasi strategis seperti Hanoi dan Ho Chi Minh City, yang merupakan pusat bisnis dan kota terbesar di Vietnam.

Baca Juga: Honda Luncurkan Civic Facelift 2025 dengan Opsi Hybrid dan Desain Lebih Sporty

Tasco Auto, induk perusahaan NEH, memiliki 86 showroom di seluruh negeri dan mendistribusikan 14 merek ternama, termasuk Toyota, Ford, Mitsubishi, dan Volvo. Tahun lalu, mereka juga membawa Lynk & Co ke Vietnam. Penghentian kerja sama ini tidak hanya berdampak pada BYD, tetapi juga pada rencana NEH yang lebih luas untuk memperluas portofolio mereknya di Vietnam.

Sebelum penghentian kerja sama, BYD telah merencanakan penjualan di Vietnam dengan meluncurkan trio mobil listrik Dolphin, Seal, dan Atto 3.

Pada awalnya, mobil-mobil ini akan diimpor dari China, tetapi nantinya akan diproduksi di pabrik senilai 504 juta dolar AS di Thailand yang dijadwalkan mulai berproduksi akhir tahun ini. Pada akhir tahun, model lain seperti Han, Song, dan Tang juga akan ditambahkan ke dalam jajaran produk BYD di Vietnam.

Baca Juga: Volvo EX30 Diluncurkan di China: SUV Listrik Kecil dengan Teknologi Canggih dan Harga Terjangkau

BYD berencana untuk menjadi perusahaan mobil listrik kedua di Vietnam dengan jajaran produk yang beragam, setelah VinFast, produsen lokal terkemuka. Selain BYD, Wuling, produsen China lainnya, juga telah menjual Hongguang Mini EV di Vietnam.

Menurut peta jalan yang diterbitkan beberapa hari sebelum penghentian kerja sama, BYD menargetkan memiliki 50 diler di Vietnam pada akhir tahun ini, dengan target penjualan 5.000 mobil selama paruh kedua tahun 2024.

Selain itu, pada bulan Mei 2023, pemerintah Vietnam mengumumkan bahwa BYD akan membangun pabrik di provinsi Phu Tho untuk memproduksi mobil listrik. Namun, proyek ini diyakini telah ditunda oleh BYD demi prioritas pada pabrik senilai 1,3 miliar dolar AS di Indonesia yang diumumkan pada Januari 2024.

Baca Juga: MG VS HEV: Mobil Hybrid Terbaru dari MG Motor Indonesia dengan Performa Unggul dan Efisiensi Tinggi

Penghentian kerja sama ini menimbulkan tantangan besar bagi BYD dalam mengimplementasikan strategi ekspansi mereka di Vietnam. Meskipun BYD optimis bahwa mereka dapat mengatasi hambatan ini, keputusan NEH jelas menambah kompleksitas bagi perusahaan untuk mencapai target ambisiusnya di pasar Vietnam.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, BYD harus segera menyesuaikan strategi mereka untuk memastikan keberhasilan ekspansi di Vietnam, yang merupakan pasar penting bagi pertumbuhan bisnis mobil listrik mereka di Asia Tenggara. ***

Editor: Firmansyah Ababil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah