Network
KLIKLUBUKLINGGAU.com - Agar berwisata menjadi lebih berwarna, selain menjelajahi destinasi wisatanya, hal yang tak boleh ketinggalan adalah menyantap deretan wisata kuliner terpopuler.
Nah, ngomongin tentang wisata kuliner, Sumatera Barat adalah salah satu daerah terpopuler di Indonesia yang layak disebut sebagai surganya kuliner.
Bagi banyak orang kalau ditanya tentang wisata kuliner terpopuler khas Sumatera Barat, sudah pasti jawabannya adalah rendang.
Karena sudah terpopuler tidak hanya di Indonesia, tapi sudah dikenal oleh banyak orang di berbagai negara. Namun, selain rendang ada banyak sekali wisata kuliner khas lainnya yang ada di Sumatera Barat ini.
Bahkan di berbagai daerah di Sumatera Barat mempunyai kuliner khasnya masing-masing, yang sudah menjadi ikon dari daerah tersebut.
Nah, Apa sajakah kulinernya dan Daerah mana saja yang mempunyai kuliner khas tersendiri tersebut ?
Berikut ini adalah empat kuliner ikonik di masing-masing daerah di Sumatera Barat, yaitu :
1. Sate Danguang-danguang
Taukah Anda Pariaman yang punya sajian sate yang lezat, namanya Sate Danguang-danguang. Namanya diambil dari nama daerah asal sajian itu, yaitu Danguang-danguang yang berada di Kabupaten Limapuluhkota.
Perbedas khas Payakumbuh ini terlihat pada warna kuah dan Pada ukuran daging satenya yang sama-sama kental. Namun, berwarna kuning sedikit semburat merah, irisan daging satenya berukuran lebih besar dan tebal.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo Hari Ini Sabtu 3 Juni 2023: Hari Ini Anda Kemungkinan Menerima Uang Tak Terduga
Warna daging satenya juga tidak coklat, melainkan coklat dengan semburat bumbu kuning. Nah, salah satu tempat makan sate Danguang-danguang ada di wilayah pasar Payakumbuh.
2. Gulai Itiak Lado Mudo
Jika ke Bukittinggi ada banyak makanan enak dan enak sekali yang menanti, ada gurita buntu hingga yang Populer Kondang dari Kota yang sejuk ini.
Salah satu yang tak boleh Anda lewatkan jika ke Bukittinggi adalah Itiak Lado Mudo atau dalam bahasa Indonesia bebek cabe hijau.
Sensasi rasa pedas dan gurih olahan daging bebek atau itik, ini semakin nendang karena orang sambal hijau yang mantap.
Itiak Lado Mudo merupakan makanan khas dari Sianok dan Koto Gadang yang berada di kawasan Lembah Ngarai Sianok yang merupakan bagian dari daerah Kabupaten Agam, daerah tersebut tidak terlalu jauh dari Kota Bukittinggi.
3. Gulai Kepalo Lauak
Kota Pariaman yang terletak dipinggir laut Samudera Hindia, dengan panjang pantai 12,7 KM dan luas laut 80 m, sangat kaya dengan pohon kelapa dan seafood.
Tak heran jika makanan berbahan santan atau seafood, seperti ikan laut kerang dan aneka seafood.
Bila berkunjung ke Pariaman jangan sampai Anda tidak mencoba kuliner yang satu ini, kuliner Kapalo Lauak adalah makanan yang menjadi khas Pariaman.
Masakan ikan dengan menggunakan santan kental ini sudah diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini Hari Ini Sabtu 3 Juni 2023: Hari Ini Akan Sibuk, Sejumlah Pekerjaan Menumpuk Untuk Anda
4. Nasi Kapau
Sekilas Nasi Kapau mirip dengan nasi padang, tapi ternyata beda lho, nasi padang dengan nasi kapau bagi kita yang masyarakat Minangkabau tentu bukan hal yang sulit untuk membedakannya.
Namun, bagi masyarakat bukan Minang membedakan Kedua jenis makanan lezat ini tidaklah mudah, apalagi hanya dilihat dari luar saja, sekilas kedua makanan tersebut memang sama identik dengan kuah santan dan rasanya yang cenderung pedas.
Nasi Kapau memiliki ciri khas tersendiri dibanding dengan nasi Padang, Nasi Kapau adalah hidangan yang berasal dari sebuah Nagari atau Desa bernama Kapau yang terletak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus Hari Ini Sabtu 3 Juni 2023: Hari Ini Adalah Hari Keberuntungan Untuk Anda
Kalau Anda mengunjungi Kota Bukittinggi, mampirlah ke Pasar Bawah yang terkenal sebagai pusat penjualan nasi campur. Disini kita akan segera menemukan perbedaan antar nasi kapau dengan nasi padang.
Dimulai dari cara menyajikannya, susunan lauknya, hingga tata letak tipe dagang dengan meja makan untuk pengunjungnya. Jika kita perhatikan tata letak lauk yang disajikan, maka ragam lauk opor terlihat berjajar di hadapan penjual. (Melia Inda Sari)
