Bayi 54 Hari Meninggal Usai Diberi Ramuan Tradisional oleh Keluarganya, Begini Penjelasan Dokter

- 19 Januari 2023, 20:11 WIB
Ilustrasi bayi yang baru lahir
Ilustrasi bayi yang baru lahir /Pixabay/Iuliia Bondarenko

KLIKLUBUKLINGGAU.com- Belakangan ini, media sosial dihebohkan dengan kisah viral seorang ibu yang kehilangan bayi berusia 54 hari usai diberi ramuan tradisional oleh keluarganya.

Cerita memilukan itu harus dialaminya karena sang bayi diberi ramuan daun kecipir dan kencur yang diperas.

Pemberian ramuan disebut diusulkan oleh keluarganya, meski ibu tersebut melarang. Usai meminum ramuan tersebut, bayinya mengalami sesak nafas dan terkena infeksi paru-paru.

"Aku mau bawa ke dokter, tapi semua keluarga enggak ngizinin, katanya lebih baik pakai obat tradisional. Tapi aku kekeh bawa ke RS, pas di RS dimarahi gara-gara udah telat dibawanya, dokter udah ngelakuin segala cara tapi udah terlambat," katanya.

Ibu tersebut pun mengingatkan masyarakat agar segera membawa anak ke dokter jika mengalami sakit. Dia menekankan bahwa ramuan tradisional jangan asal diberikan kepada bayi.

Baca Juga: Ciri-ciri Bayi Lahir Prematur yang Harus Diketahui Orang Tua

Terkait peristiwa tersebut, pakar kesehatan dari Persatuan Dokter Herbal Medik Indonesia dr. Richard S.N. Siahaan,M.Si.,MARS tak menyarankan bayi diberi herbal atau jamu untuk mengatasi gejala penyakit tertentu atau sebagai pengobatan mandiri. Menurutnya, pemberian ramuan tradisional itu tidak disarankan untuk bayi.

"Menurut saya, kurang disarankan memberikan jamu ke bayi. Kalau mau ya minyak-minyak (untuk tubuh luar) atau dihirup, minyak esensial. Itu kan lebih aman," katanya dikutip dari Antara, Kamis, 19 Januari 2023.

Dokter yang berpraktik di RSUD dr. Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi itu menuturkan, saat ini rata-rata penelitian terkait jamu masih praklinis. Kalaupun ada studi klinisnya, itu hanya diperuntukkan bagi orang dewasa.

"Kalau dewasa, berat badannya itu yang aman 30 kilogram ke atas, itu dianggap dosis dewasa biasa kami kasih. 30 kilogram kurang lebih usia 12 tahun lah ya, masih aman," jelas dr. Richard.

Baca Juga: Tips Memberi Makanan Bayi yang Sehat dan Bergizi di Setiap Tahap Usianya

Dia lalu mengingatkan masyarakat agar tak sembarang mencoba meracik obat herbal, dan sebaiknya berpegang pada panduan yang sudah diterbitkan Kementerian Kesehatan. Dalam panduan, dijelaskan bahan-bahan dan takaran bahan yang aman digunakan oleh masyarakat.

Menurut dr. Richard, sekarang ini belum banyak literatur yang membahas interaksi antara satu herbal dan lainnya. Oleh karena itu, dia sekali lagi menegaskan agar orang-orang menggunakan panduan meramu jamu yang sudah ada bukannya meracik secara sembarang.

"Pakai ramuan yang sudah ada. Terpercayalah, jangan nyampur-nyampur sendiri," katanya.

Pengobatan sendiri atau swamedikasi dilakukan untuk mengatasi kondisi sakit ringan semisal pusing. Namun, bila pusing atau gejala yang coba diatasi berkelanjutan, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

Dokter Richard menambahkan, khasiat jamu bukan hanya ditentukan dari pengolahan semata tetapi juga bahan bakunya, cara menanam, jenis tanah yang digunakan untuk menanam bahan itu, waktu panen, hingga bagian mana dari bahan itu yang digunakan.***

Editor: Rina Sephtiari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x