Apa itu Penyakit Anemia Aplastik yang Diidap Babe Cabita? Simak Gejala hingga Penyebabnya

- 9 April 2024, 12:15 WIB
Mengenal Anemia Aplastik, gejala , hingga penyebabnya.
Mengenal Anemia Aplastik, gejala , hingga penyebabnya. /

KLIKLUBUKLINGGAU.com- Dunia hiburan Tanah Air kembali berduka atas kepergian salah satu komika terkemuka, Babe Cabita. Pria yang dikenal dengan gaya dan bakat komedinya yang khas dikabarkan menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Selasa pagi, 9 April 2024.

Babe Cabita, sempat menjalani perawatan di rumah sakit selama dua minggu akibat penyakit langka, yaitu anemia aplastik. Lantas, apa itu anemia aplastik.

Dilansir dari Mayo Clinic, anemia aplastik adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah baru. Kondisi ini membuat penderitanya merasa lelah dan rentan terhadap infeksi serta pendarahan yang tidak terkendali.

Baca Juga: Babe Cabita Dikabarkan Meninggal Dunia, Kabar Ini Disampaikan Rekan Sejawatnya

Sebagai kondisi yang langka dan serius, anemia aplastik dapat terjadi pada usia berapa pun. Kondisi ini bisa muncul secara tiba-tiba, atau dapat berkembang secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu. Anemia aplastik bisa bersifat ringan atau parah.

Pengobatan untuk anemia aplastik mungkin termasuk penggunaan obat-obatan, transfusi darah, atau transplantasi sel punca, yang juga dikenal sebagai transplantasi sumsum tulang.

Gejala Anemia Aplastik

Anemia Aplastik bisa tidak menimbulkan gejala. Namun, saat gejala muncul, tanda-tanda dan gejalanya bisa meliputi:

  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Detak jantung yang cepat atau tidak teratur
  • Kulit pucat
  • Infeksi yang sering atau berkepanjangan
  • Memar atau memar dengan mudah tanpa sebab yang jelas
  • Mimisan dan gusi berdarah
  • Pendarahan yang berlangsung lama dari luka
  • Ruam kulit
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Demam
  • Anemia aplastik dapat bersifat sementara atau kronis. Kondisi ini bisa parah dan bahkan fatal.

Baca Juga: VinFast Memasarkan Mobil Listrik VF e34 di Indonesia, Pengisian Baterai 10 Sampai 70 Persen dalam 27 Menit

Penyebab Anemia Aplastik

Sel punca di sumsum tulang belakang memproduksi sel darah - sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Pada anemia aplastik, sel punca rusak. Akibatnya, sumsum tulang belakang menjadi kosong (aplastik) atau mengandung sedikit sel darah (hipoplastik).

Penyebab anemia aplastik yang paling umum adalah serangan sistem kekebalan tubuh pada sel punca di sumsum tulang belakang. Faktor lain yang dapat merusak sumsum tulang belakang dan mempengaruhi produksi sel darah meliputi:

1. Terapi radiasi dan kemoterapi

Meskipun terapi-terapi ini membunuh sel kanker, mereka juga dapat merusak sel sehat, termasuk sel punca di sumsum tulang belakang. Paparan bahan kimia beracun.

Baca Juga: Dapatkan Pinjaman KUR BRI Sebesar Rp. 50.000 Tanpa Jaminan, Prosesnya Cepat dan Pastinya Gampang Banget

Bahan kimia beracun seperti pestisida, insektisida, dan benzene, yang merupakan salah satu bahan bakar bensin, telah dikaitkan dengan anemia aplastik.

2. Penggunaan obat-obatan tertentu

Beberapa obat, seperti yang digunakan untuk mengobati rematoid artritis dan beberapa antibiotik, dapat menyebabkan anemia aplastik.

3. Gangguan autoimun

Gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat, dapat melibatkan sel punca di sumsum tulang belakang.

4. Infeksi virus

Infeksi virus yang mempengaruhi sumsum tulang belakang dapat berperan dalam perkembangan anemia aplastik. Virus yang telah dikaitkan dengan anemia aplastik termasuk hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, parvovirus B19, dan HIV.

Baca Juga: Airlangga Minta Kader Partai Golkar Prioritaskan Berkoalisi dengan Koalisi Indonesia Maju di Pilkada 2024

Sistem kekebalan tubuh Anda mungkin menyerang sumsum tulang belakang Anda selama kehamilan. Faktor-faktor yang tidak diketahui. Dalam banyak kasus, dokter tidak dapat mengidentifikasi penyebab anemia aplastik (anemia aplastik idiopatik).

Anemia aplastik adalah kondisi serius yang membutuhkan pengelolaan medis yang cermat. Untuk mencegah komplikasi yang lebih serius, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan.***

Editor: Rina Sephtiari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x