KLIKLUBUKLINGGAU.com- Mahar merupakan tanda pengikat suami istri. Namun, Buya Yahya menyampaikan dalam tausiyahnya kalau mahar juga bisa menjadi obat.
Itu disampaikan Buya Yahya ketika menjawab pertanyaan terkait hal itu.
Tapi, bagaimana mahar bisa menjadi obat, simak penjelasan yang sudah di kutip Kliklubuklinggau dari Portal Sulut.com dengan judul " Benarkah Mahar Istri bisa menjadi Obat? Seperti Ini Penjelasan Buya Yahya"
Seperti disampaikan, Buya Yahya, dalam sebuah ceramahnya, dilansir portal-sulut.pikiran-rakyat.com, dari akun TikTok belajar_hijrah12, Jumat 30 September 2022.
Melalui tayangan tersebut, Buya Yahya mengatakan, kesunahan mahar istri biasa diawetkan untuk mendapatkan berkah.
“Untuk mengambil keberkahan daripada mahar, itukan sebagai tanda pengikat yang agung dan halal, bisa untuk jadi obat, misalnya,” ungkap Buya Yahya, menjawab pertanyaan salah satu jemaah.
Baca Juga: Amalan Sholat Sunnah Ini, Menjadi Penolong dari Siksaan Api Neraka
Lanjut Buya Yahya menjelaskan, cara mengambil berkah untuk obat bisa dilakukan dengan berbagai cara.
“Bisa dijadikan untuk obat anak sakit, bisa diambilkan dari potongan mahar istri tadi atau uangnya, jadi misalnya Rp500 ribu, ya ambil seribu atau belikan pohon nanti berbuah untuk obat atau bagaimana,” jelas Buya Yahya
Sehingga menurut Buya Yahya, mahar istri tidak hanya pengikat pernikahan namun bermanfaat seperti obat saat sakit.
“Jadi disebutkan mahar bisa jadi obat,” kata Buya Yahya menegaskan.
Selain itu, Buya Yahya menjelaskan, jika disedekahkan maka sama seperti obat lantaran sedekah bisa menolak bala.
"Mahar bisa jadi untuk obat. Wah bisa nda jadi sedekah nih. Sedekah obat juga. Jangan mikir mahar bisa jadi obat lalu tidak jadi sedekah ke masjid. Sedekah juga obat karena bisa menolak bala,” ungkap Buya Yahya.
Baca Juga: VIRAL, Putra Asli Pelawe Bakal Sumbangkan Rp 2 Miliar Guna Penyelesaian Jembatan di Desa Pelawe
Lanjut Buya Yahya mengatakan, mahar istri bisa diberikan kepada siapa saja, asalkan diberikan ke tempat yang baik.
"Tidak apa-apa, diberikan kepada siapa saja boleh, yang penting ke tempat yang baik yang diridhoi Allah,” ujar Buya Yahya.***