“Bukan manusia yang harus mengikuti hukum dan norma. Tapi hukum dan normalah yang harus mengikuti nilai-nilai kemanusiaan. Maka keadilan akan terjadi dan kehidupan pasti aman dan tentram karena rasa keadilan terpenuhi,” jawab Abu Nawas.
Sang hakim terdiam juga malu. Pernyataan Abu Nawas seperti tamparan keras ke wajahnya.
Bagaimana selama menjadi hakim kadang dia melakukan sesuatu putusan yang mengabaikan kemanusiaan.
Dia teringat juga bagaimana hukum yang jadi sandaran keadilan dia pernah otak-atik demi membela beberapa koleganya.
Tetapi karena tidak mau ketahuan dipermalukan, hakim kembali menyiapkan pertanyaan kepada Abu Nawas.
“Tuan Abu Nawas seandainya tuan diberi pilihan antara kekayaan dan kebijaksanaan, mana yang akan tuan pilih?” tanya hakim itu.
Dirinya yakin Abu Nawas kali ini akan bisa dia permalukan jika menjawab yang mana saja dari pertanyaannya.
Abu Nawas yang cerdik menatap wajah hakim. Dalam hatinya dia bergumam kalau hakim ini harus diberi pelajaran.