Benarkah Tidur Selama Puasa Termasuk Ibadah? Simak Penjelasannya dari Muhammadiyah

- 13 Maret 2024, 18:30 WIB
Tidur siang selama Ramadhan./ Freepik/ Garetsvisual
Tidur siang selama Ramadhan./ Freepik/ Garetsvisual /

KLIKLUBUKLINGGAU.com- Saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan, Umat Islam diwajibkan untuk menahan lapar, haus, nafsu, dan amarah selama berpuasa.

Tidak ada asupan selama beraktifitas di siang hari membuat badan menjadi lesu sehingga membuat ngantuk dan tertidur. Lantas bolehkan tidur saat puasa?

Dalam sebuah hadis yang populer dikutip, disebutkan bahwa "Tidurnya orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni."

Baca Juga: Menjelajahi Surga Tersembunyi di Timur Indonesia, Pesona Pulau Banda Menanti, Liburan yang Pas Bersama Pacar!!

Hadis ini, meskipun kontroversial terkait kesahihannya, sering kali dijadikan pegangan oleh sebagian umat Muslim. Agus Tri Sundani, Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah, memberikan penjelasan terkait makna yang terkandung dalam hadis tersebut.

Menurutnya, tidur selama puasa dapat menjadi ibadah jika niatnya benar. Namun, lebih disarankan untuk tetap aktif dan beraktivitas selama bulan suci Ramadan.

"Memang ada ungkapan tidurnya orang berpuasa adalah ibadah. Kalau tidurnya dalam rangka menghindari perbuatan yang sia-sia atau maksiat, maka itu bisa jadi ibadah. Tapi kalau tidurnya hanya untuk menghilangkan kepayahan, mengulur waktu menunggu waktu buka, itu namanya menyia-nyiakan," ungkap Agus.

Baca Juga: Menjelajahi Surga Tersembunyi di Timur Indonesia, Pesona Pulau Banda Menanti, Liburan yang Pas Bersama Pacar!!

Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa puasa bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari segala hal yang merusak atau membatalkan puasa. Bulan Ramadan merupakan waktu istimewa di mana pahala dari ibadah puasa ditingkatkan oleh Allah sendiri.

“Bulan Ramadan itu adalah bulan yang istimewa di mana seluruh amal perbuatan ditingkatkan balasan atau pahalanya, bahkan Allah sendiri yang membalas kebaikan pahala dari ibadah puasa itu,” jelas Agus.

“Jadi kalau di masa Rasulullah Saw, justru puasa itu sebagai momen untuk perjuangan di mana melakukan aktivitas perang di waktu itu, bahkan kalau kita menarik konteksnya pada saat ini, lebih baik kita melakukan aktivitas kerja yang produktif daripada tidur. Karena kerja itu sendiri adalah bagian daripada ibadah yang jika dilaksanakan di bulan Ramadan, tentu pahalanya akan lebih banyak lagi daripada tidur,” lanjut Agus menjelaskan.

Baca Juga: Keindahan Wisata Terbaik Kota Langsa Jangan Terlewatkan! Pas Anda Kunjungi Sembari Menunggu Berbuka Puasa

Agus menyoroti pentingnya memahami esensi puasa secara mendalam, di mana seluruh amal perbuatan ditinjau dengan tingkat balasan atau pahala yang lebih besar. Oleh karena itu, di tengah tantangan dan keterbatasan yang mungkin dirasakan selama bulan Ramadan, penting bagi umat Muslim untuk tetap menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan pengertian yang mendalam.***

Editor: Rina Sephtiari

Sumber: Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x