Apakah Puasa Tetap Sah Jika Mandi Wajib Setelah Subuh? Simak Penjelasannya dari Para Ulama

- 20 Maret 2024, 18:45 WIB
Ilustrasi - Apakah Mandi Junub Boleh Dilakukan Setelah Subuh? Berikut Hukum dan Tata Cara Mandi Junub
Ilustrasi - Apakah Mandi Junub Boleh Dilakukan Setelah Subuh? Berikut Hukum dan Tata Cara Mandi Junub /Pixabay/Ken Boyd

KLIKLUBUKLINGGAU.com- Mandi wajib dilakukan ketika dalam keadaan junub atau punya hadats besar. Saat keadaan junub, salat dan ibadah lainnya tidak diterima oleh Allah SWT. Lantas bagaimana hukumnya jika menjalankan puasa tapi belum mandi wajib atau mandi junub?

Kementerian Agama (Kemenag) menjelaskan kita boleh memulai puasa meski belum mandi junub. Walaupun demikian, aktivitas mandi besar itu tentu harus disegerakan karena kaitannya dengan sholat subuh yang harus segera dilakukan.

"Menurut para ulama, bagi orang yang junub di waktu malam di bulan Ramadhan, maka boleh baginya mandi junub setelah waktu subuh tiba. Tidak masalah bagi seseorang mandi junub atau mandi haid setelah subuh, puasanya tetap dinilai sah," katanya, dilansir laman Kemenag Bali.

Baca Juga: Begini Cara Top Up DANA Melalui Virtual Account BCA, Ternyata Mudah dan Simple Banget Caranya dan Mudah Sekali

Selain itu, Ulama Syaikh Wahbah Al-Zuhaili sudah menjelaskan dalam kitabnya yang berjudul Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu. Disebutkan puasa kita tetap sah dan kita boleh memulai puasa hari itu.

"Barang siapa di waktu subuh masih junub atau perempuan haid yang sudah suci sebelum fajar, kemudian keduanya mandi setelah fajar, maka puasa pada hari itu sudah mencukupi bagi keduanya (sah)," kata Syaikh Wahbah Al-Zuhaili.

Kita diperbolehkan mandi junub setelah datang waktu subuh karena mungkin saja kita menunda mandi akibat udara terlalu dingin atau hal lain. Landasan hukum ini adalah apa yang dilakukan Rasulullah Muhammad SAW.

Baca Juga: Belum Ada Usaha Apakah Bisa Pinjam KUR BRI 2024, Caranya Gampang dan Mudah Diproses Hingga Lansung Cair

"Kebolehan belum mandi junub hingga Subuh ini berdasarkan perbuatan Nabi Saw. Beliau pernah menunda melakukan mandi junub hingga Subuh, dan kemudian beliau berpuasa. Ini menjadi dasar kebolehan menunda mandi junub setelah fajar atau Subuh. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim, dari Sayidah Aisyah dan Ummu Salamah," kata Kemenag.

"Sesungguhnya Nabi Saw pernah ketika waktu Subuh dalam keadaan junub dari jimak, kemudian beliau mandi dan berpuasa. Hadis diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Muslim. Dan Imam Muslim menambahi dalam hadis yang bersumber dari Ummi Salamah: 'Dan Nabi Saw tidak mengqada puasanya," ujarnya melanjutkan.

Dengan demikian, tak ada batasan waktu mandi junub. Akan tetapi, yang lebih utama adalah menyegerakan mandi wajib sebelum terbit fajar atau sebelum Subuh. Tujuannya agar muslim dapat segera melaksanakan sholat fardhu dan menyempurnakan ibadah puasanya.

Baca Juga: Menaker: THR Wajib Dibayar Paling Lama H-7 Lebaran dan Tidak Boleh Dicicil

Adapun tata cara mandi junub adalah niat lalu mengguyur seluruh badan tanpa kecuali. Madzhab Syafií menyebut niat itu harus dilakukan bersamaan saat kita pertama kali mengalirkan air ke tubuh. Adapun niatnya adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Nawaitul-ghusla lirafil ḫadatsil-akbari minal-jinâbati fardlan lillâhi ta‘ala

Artinya: "Saya niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala".***

Editor: Rina Sephtiari

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x