Ini Profil Lengkap Calon Pengganti Anies Baswedan Sebagai Gubernur DKI Jakarta

- 14 September 2022, 16:09 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. /Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. /Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol /Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. /Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol/

KLIKLUBUKLINGGAU.com- Ada 3 nama yang diduga kuat menduduki posisi Pj Gubernur DKI Jakarta selama 2 tahun ke depan, mereka adalah Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono.

Kemudian, Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta periode 2008-2013 Juri Ardiantoro. Terakhir, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali.

Berikut profil dari para calon terkuat yang bakal dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta, menggantikan Anies Baswedan.

1. Drs. Heru Budi Hartono, M.M. 

Heru Budi Hartono lahir pada 13 Desember 1965, saat ini menjabat sebagai  Kepala Sekretriat Kepresidenan sejak 2017.

Dia adalah mantan Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah DKI Jakarta masa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama tahun 2015-2017.

Mantan Wali Kota Jakarta Utara ini ditunjuk oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama untuk menjadi Calon Wakil Gubernur pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 melalui jalur independen.

Riwayat Pendidikan

• SDN 8 Jakarta Pusat dan 3 tahun menjadi siswa SD di Pakistan (1971 s/d 1977)

• SMP PSKD I Jakarta Pusat (1997 s/d 1981)

• SLTA Kerajaan Belanda (Den Haag), (1981 s/d 1984)

• Meraih gelar S1 di Universitas Krisna Dwipayana –Jakarta (1984 s/d 1990)

• Meraih Gelar S2 di Universitas Krisna Dwipayana –Jakarta (1995 s/d 1998)

Riwayat Jabatan

• Staf Khusus Wali kota Jakarta Utara (1993)

• Staf Bagian Penyusunan Program Kota Jakarta Utara (1995)

• Kasubag Pengendalian Pelaporan Kota Jakarta Utara (1999)

• Kasubag Sarana & Prasarana Kota Jakarta Utara (2002)

• Kepala Bagian Umum Kota Jakarta Utara (2007)

• Kepala Bagian Prasarana dan Sarana Perkotaan Kota Jakarta Utara (2008)

• Kepala Biro KDH dan KLN DKI Jakarta (2013)

• Wali kota Jakarta Utara[3](2014)

• Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah DKI Jakarta (2015)

• Kepala Sekretariat Presiden RI (2017)


2. Juri Ardiantoro

Juri Ardiantoro lahir pada 6 April 1973, dan saat ini menjabat  Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Bidang Informasi dan Komunikasi Politik.

Selain itu Juri juga merangkap jabatan sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) di Jakarta dan Ketua Panitia Seleksi calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (Bawaslu).

Ia juga ditunjuk sebagai komisaris PT Pertamina Patra Niaga. Sebelumnya Juri menjabat Ketua Komisi Pemilihan Umum sejak 2016 menggantikan Husni Kamil Manik yang meninggal dunia pada 2016.

Setelah ‘pensiun’ dari KPU, bersama para mantan komisioner KPU dan Bawaslu seluruh Indonesia, dia mendirikan dua lembaga yang konsen pada isu Pemilu dan Demokrasi. Yakni Network for Democracy and Electoral Integrity (NETGRIT) dan Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI). Menjadi penyelenggara pemilu merupakan profesi yang cukup lama ditekuninya dari tahun 2003 hingga 2017.

Setelah purna tugas sebagai Ketua KPU, Juri membantu Presiden RI, Joko Widodo, dengan menjadi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) sejak Mei 2018 hingga Oktober 2019. Di sela kesibukannya dalam berkarier di bidang kepemiluan, demokrasi, dan pemerintahan, Juri juga aktif di berbagai organisasi, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama. Juri menjabat sebagai salah satu Ketua PBNU periode 2015-2020.

Pada Pemilu 2019, Juri diamanahi posisi sebagai Wakil Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) untuk pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden RI nomor urut 1, Ir. Joko Widodo - Prof. DR. K.H Ma'ruf Amin.

Anak ke-5 dari 6 bersaudara ini, tumbuh di tengah keluarga sederhana yang religius. Kedua orang tuanya buruh tani dan tidak pernah mengenyam pendidikan formal (buta huruf), namun punya semangat dan kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi puteranya.

Pada tahun 2005, Juri menikah dengan Ratu Dalis L.F. Dari pernikahannya dengan gadis asal Pandeglang itu, Juri dikarunia sepasang putra putri, yakni Moch. Gheysar Pramatya Ardiantoro (11 tahun) dan Queensha Nitisara Ardiantoro (9 tahun)

Pendidikan dan Karier

Ia adalah Ketua Alumni Universitas Negeri Jakarta dan pernah kuliah di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia. Dia sempat menjabat sebagai Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta periode 2008-2013. Di luar sebagai pejabat negara, Juri sempat mengajar di Universitas Negeri Jakarta, Universitas Bung Karno, dan Universitas Indonesia.

Dengan berbagai keterbatasan yang ada, Juri menjadi anak yang beruntung karena dapat mengenyam dan menyelesaikan pendidikan dengan baik dibanding, dengan saudara-saudara yang lain.

Keadaan ekonomi yang serba susah membuat saudara-saudaranya hanya bersekolah sampai tamat SLTA, bahkan kedua kakak perempuannya sama sekali tidak pernah bersekolah formal.

Dengan keyakinan, tekad dan usaha keras, Juri berhasil menuntaskan pendidikan doktoralnya pada tahun 2015, di Departemen Sosiologi dan Antropologi Universitas Malaya (UM) Kuala Lumpur Malaysia.

Juri juga tercatat sebagai alumnus program Magister (S2) Jurusan Ilmu Sosiologi di FISIP Universitas Indonesia (UI) yang lulus pada tahun 2003. Di masa awal perantauannya di Jakarta, Juri mengambil program S1 di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta – kini menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dengan mengambil jurusan Pendidikan Sejarah dan saat yang sama mengambil Program Tambahan (minor) Pendidikan Sosiologi/ Antropologi dan lulus tahun 1999.

Dedikasinya terhadap dunia pendidikan, membuat Juri didaulat menjadi Ketua Ikatan Alumni UNJ pada 8 September 2017. Sebelum merantau ke Jakarta, Juri menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di kampung halamannya di Kabupaten Brebes.

Setamat SD Negeri di desanya, Juri melanjutkan sekolah menengah terbaik di kampungnya yakni SMP Negeri 2 dan SMA Negeri 1 Brebes dan lulus pada tahun 1992.

Selain pendidikan formal, Juri sejak mahasiswa aktif mengikuti berbagai seminar, kursus dan pelatihan-pelatihan di bidang penulisan dan penelitian, pendidikan, pemberdayaan masyarakat serta bidang politik dan pemerintahan, khususnya tentang pemilu, demokrasi dan otonomi daerah.

Juri juga aktif di organisasi kemahasiswaan dan kemasyarakatan seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Juri tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan wilayah GP Ansor DKI Jakarta periode 2009-2011 dan Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor periode 2011-2016.[7]

Pekerjaan

Juri merasa beruntung mendapat didikan kemandirian sejak dini. Di masa sekolah dasar dan menengah, dia dilibatkan dengan seluruh pekerjaan keras orang tuanya, mulai dari mencari mengurusi ternak kambing ayahnya, mengangkut pasir dari sungai untuk dijual, ikut bongkar muat pasir dan batu, hingga ikut menjadi buruh di setiap musim panen padi dan bawang merah.

Di masa kuliahnya di IKIP, Juri yang aktif di berbagai kegiatan organisasi, juga tidak berhenti berkreatifitas dan melakoni berbagai pekerjaan, demi bertahan hidup dan membiayai kuliah. Sejak S1, ia membiayai hidup dan perkuliahannya secara mandiri, tanpa kiriman uang saku dari orang tua.

Di sela kegiatan kuliah, dia pernah berjualan makanan serta barang-barang kebutuhan dosen dan mahasiswa seperti buku dan pakaian dan juga menjadi volunteer (sukarelawan) sejumlah proyek penelitian. Juri juga bekerja di sejumlah lembaga konsultan dan aktif menulis artikel di sejumlah media.

Setelah meraih gelar sarjana, Juri sempat mengabdi sebagai guru SMA Labschool Jakarta. Kemudian menjadi dosen di Universitas Bung Karno (UBK) dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Seleksi penyelenggara Pemilu pada tahun 2003, menjadi lompatan awal bagi Juri.

Halaman:

Editor: Aan Sangkutiyar

Sumber: Wikipedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah