Network
KLIKLUBUKLINGGAU.com- Agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, semakin brutal dari hari ke hari. Di tengah kondisi Palestina yang kritis, banyak desakan negara-negara Islam untuk memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel.
Namun desakan tersebut ditolak oleh Arab Saudi bersama beberapa negara Arab lainnya pada pertemuan bersama Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, 11 November 2023.
Dalam pertemuan itu, terungkap beberapa tuntutan sebagai bentuk sikap keras terhadap kekejaman Israel terhadap warga Gaza, Palestina.
Baca Juga: Memasuki Hari ke-31, 10.328 Warga Gaza Tewas Akibat Konflik Israel-Palestina, 4.237 Di Antaranya Anak-anak
1. Mencegah transfer peralatan militer AS ke Israel dari pangkalan militer AS di wilayah tersebut.
2. Membekukan semua kontak diplomatik dan ekonomi dengan Israel.
3. Mengancam untuk menggunakan minyak sebagai alat tekanan.
4. Melarang penerbangan ke dan dari Israel melalui wilayah udara negara-negara Arab.
5. Mengirimkan delegasi bersama ke AS, Eropa, dan Rusia untuk mendorong gencatan senjata.
Negara-negara yang menolak tuntutan tersebut meliputi Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, Maroko, Mauritania, Djibouti, Yordania, dan Mesir.
Menurut agensi berita Reuters, usulan tersebut diajukan oleh Aljazair yang mengusulkan pembekuan total hubungan dengan Israel.
Baca Juga: Ini Daftar Produk Pro Israel yang Dibaikot Mulai dari Makanan, Kosmetik, Gadget, Hingga Fashion
Alasan Penolakan Putus Hubungan Kerjasama
Sejumlah alasan melatari penolakan hubungan dengan Israel. Negara-negara Arab tersebut merasa perlu untuk tetap membuka saluran komunikasi dengan Israel, sehingga menolak usulan pemutusan total hubungan diplomatik dan ekonomi. Demikian dilaporkan oleh Reuters mengutip dua perwakilan yang menghadiri pertemuan tersebut.
Arab Saudi sebelumnya dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 11 November 2023, dan KTT Liga Arab pada 12 November 2023. Namun, mengingat krisis kemanusiaan di Gaza, Kerajaan tersebut memutuskan untuk menggelar pertemuan gabungan di Riyadh pada 11 November 2023.***
