Ini Perbedaan Gejala Flu Singapura dengan Sariawan dan Cacar Air yang Harus Diketahui

- 2 April 2024, 19:15 WIB
Waspadai Virus Flu Singapura pada Anak
Waspadai Virus Flu Singapura pada Anak /

KLIKLUBUKLINGGAU.com- Kasus flu Singapura atau yang dikenal dengan istilah Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) dilaporkan tengah meningkat di Indonesia dalam beberapa bulan ke belakang.

Penyakit ini menular melalui cairan atau lendir pada hidung, tenggorokan, dan lesi kulit yang pecah dari orang yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi jika adanya kontak erat dengan pasien yang terinfeksi.

Flu ini biasanya menjangkit bayi dan anak di bawah usia 5 tahun. Kebanyakan anak mengalami gejala ringan selama 7 sampai 10 hari. Adapun gejala yang dialami antara lain demam, sakit tenggorokan, ruam pada kaki, hingga sariawan.

Baca Juga: Caranya Simple dan Gampang Sekali! DANA Gratis Dari Google, Solusi Keuangan Semua Orang Dengan DANA

Perbedaan Sariawan Biasa dengan Sariawan Flu Singapura

Dokter spesialis anak lulusan Universitas Gajah Mada Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo Sp.A(K)mengatakan gejala Flu Singapura berbeda dengan sariawan biasa meskipun sama-sama menyebabkan lesi di mulut.

“Sariawan biasa hanya di mulut, wujudnya hampir sama, maka kadang-kadang orang tua ke dokter anaknya nggak mau makan pas dilihat karena ada lesinya di mulutnya,” kata Edi dikutip dari Antara, Selasa 2 April 2024.

Lesi di mulut pada HFMD sama seperti sariawan yang juga dapat menyebabkan anak malas makan dan kesulitan menelan. Lesi dan lentingan juga bisa muncul di sekitar mulut bagian luar dan bibir.

Baca Juga: Toyota Rush Pilihan Mobil Keluarga Terbaik: Desain Modern, Kemudahan Perawatan, dan Harga Jual Kembali Tinggi

Selain sariawan, penyakit lain yang juga kerap disamakan dengan Flu Singapura adalah cacar air dan campak. Namun Edi menegaskan bahwa keduanya berbeda dengan Flu Singapura dilihat dari lokasi munculnya lesi.

“Cacar air, lesinya di badan baru keluar, lesi lentingan tepi kulitnya merah kalau Flu Singapura tidak, dari lokasinya Flu Singapura paling sering di telapak kaki, telapak tangan dan mulut, kalau cacar jarang di telapak tangan,” jelasnya.

Lesi atau luka pada kulit akibat lentingan pada kasus penyakit cacar bisa membekas pada kulit, namun pada Flu Singapura, lesi akan hilang dengan sendirinya tanpa menyebabkan bekas.

Baca Juga: KPU RI Mulai Bentuk PPK, PPS Hingga KPPS untuk Pilkada Serentak 2024 pada 17 April 2024

Hal ini karena lesi lentingan pada Flu Singapura tidak sedalam cacar yang bisa menembus hingga lapisan kedua jaringan kulit.

Perbedaan lainnya, kata Edi, Flu Singapura tidak menyebabkan kekebalan dan bisa terkena kembali jika daya tahan tubuh menurun. Berbeda dengan cacar yang jika sudah terkena maka tubuh bisa membentuk kekebalan sehingga jarang cacar bisa terkena kembali di kemudian hari.

“Virus ini tidak menyebabkan kekebalan, beda dengan cacar atau campak bisa kebal tapi virus ini nggak, kalau musim ini kena besoknya bisa kena lagi kalau dia ada kontak, jadi masih bisa kena,” katanya.

Baca Juga: KPU RI Mulai Bentuk PPK, PPS Hingga KPPS untuk Pilkada Serentak 2024 pada 17 April 2024

Sementara itu, Edi menjelaskan kasus Flu Singapura tercatat cukup tinggi di usia di bawah 6 tahun pada anak di Indonesia karena kurangnya kepekaan orang tua pada penyakit ini.

Seringkali saat anak demam, sulit makan, dan muncul bintik merah, orang tua tetap menyekolahkan anak dan tidak isolasi di rumah, sehingga penyebaran pada anak sangat tinggi dan cepat.

Meskipun tergolong penyakit ringan yang bisa sembuh dalam tujuh hari, Edi mengharapkan orang tua bisa mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Flu Singapura semakin banyak dengan mengisolasi anak jika demam dan muncul bintik merah pada telapak kaki, tangan dan mulut.

Baca Juga: Hyundai Stargazer X Menjawab Keperluan Konsumen, Bersaing Dengan Mitsubishi Xpander Cross

“Kalau anak kena Flu Singapura di isolasi dan cegah kontak dengan anak lain karena ini menular, masa infeksius 3-5 hari, 7 hari dia sudah tidak menular walaupun lesinya dalam tahap penyembuhan tapi tidak menular,” jelas Edi.***

Editor: Rina Sephtiari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x