Abu Nawas saat itu berbeda dengan anak-anak seusianya, ia adalah sosok remaja yang menonjol karena otaknya sangat encer.
Kepintaran Abu Nawas kemudian menarik perhatian Walibah ibnu al-Hubab. Walibah adalah seniman yang pintar menulis puisi dan memiliki rambut pirang.
Mengetahui Abu Nawas ternyata seorang budak, kemudian Al-Hubab pun menebus Abu Nawas dan membebaskannya dari tuannya si pemilik toko tadi.
Kemudian Al-Hubab mengajari Abu Nawas ilmu teologi dan tata bahasa. Abu Nuwas juga diajari menulis hingga akhirnya diajari juga cara membuat puisi.
Bak bersambut gayung, Abu Nawas ternyata menemukan jati dirinya, ia sangat mencitai dunia sastra yang diajarkan Al-Hubab.
Kemudian Abu Nawas menambah lagi pengetahuan dengan menimba ilmu dengan seorang penyair Arab bernama Khalaf al-Ahmar di Kufah.
Abu Nawas kemudian memutuskan pindah ke Baghdad. Bahgdad saat itu adalah kota metropolis yang melahirkan banyak kaum intelektual pada zaman kepemimpinan Khalifah Harun ar-Rasyid.