Komnas HAM Bongkar, Sosok Ini Diduga Penembak ke Tiga Brigadir J

- 10 September 2022, 19:23 WIB
Ternyata Bukan Bharada E, Terungkap Inilah Sosok yang Pertama Diminta Ferdy Sambo untuk Tembak Brigadir J /foto Pikiran Rakyat/edit Teras Gorontalo/
Ternyata Bukan Bharada E, Terungkap Inilah Sosok yang Pertama Diminta Ferdy Sambo untuk Tembak Brigadir J /foto Pikiran Rakyat/edit Teras Gorontalo/ /Ternyata Bukan Bharada E, Terungkap Inilah Sosok yang Pertama Diminta Ferdy Sambo untuk Tembak Brigadir J /foto Pikiran Rakyat/edit Teras Gorontalo//

KLIKLUBUKLINGGAU.com- Perkembangan kasus kematian Brigadir J cukup pesat, dari insiden tembak menembak beralih ke dugaan pembunuhan berencana.

Bahkan, berdasarkan hasil rekontruksi diketahui yang makukan penembakan terhadap Brigadir J, bukan hanya Bharada E. Pasalnya, diduga kuat Ferdy Sambo ikut melakukan proses eksekusi.

Namun, belakangan ini Komnas HAM mengeluarkan pernyataan kalau ada penembak ke tiga dalam proses eksekusi terhadap Brigadir J.

Terbaru, berdasarkan temuan Komnas HAM, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf diduga juga ikut menembak Brigadir J di TKP.

Hal itu diungkapkan Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.

Taufan menjelaskan, jika mengacu uji balistik peluru di tubuh Brigadir J, maka ada orang ketiga.

Orang ketiga yang dimaksud adalah selain Bharada E dan Ferdy Sambo, yang ikut menembak Brigadir J pada saat kejadian.

Bahkan Taufan mengatakan jika ada lebih dari dua senjata yang digunakan oleh saat penembakan Brigadir J.

"Bisa jadi ada orang ketiga," kata Taufan Damanik dikutip dari YouTube Beda Enggak.

Ahmad Taufan Damanik menegaskan dalam pembicaraan khusus internal Komnas HAM, tak hanya Bharada E dan Ferdy Sambo yang menembak Brigadir J.

Melainkan ada satu orang lagi yang turut ikut serta.

"Betul kita temukan dua orang ini, itu pun disangkal Ferdy Sambo," ujarnya.

Dimungkinkan ada orang ketiga, supaya penyidik mendalami dengan bukti-bukti yang lebih kuat.

"Terbuka peluang ibu Putri Candrawathi atau Om Kuat juga ikut nembak ( Brigadir J )," kata dia.

Menanggapi dugaan adanya pelaku lain selain Bharada E dan Ferdy Sambo dari Komnas HAM ini, Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto menyebut hingga kini soal jumlah penembak yang disebut ada tiga orang itu hanya sebatas dugaan.

"Dugaan kan bisa saja ya," kata Agus.

Meski begitu, Agus menyebut proses penyidikan tentunya didasari persesuaian keterangan saksi hingga ahli sesuai dengan Pasal 182 KUHP.

"Namun kembali mendasari teori pembuktian 182 KUHAP harus didasarkan atas persesuaian keterangan para pihak keterangan saksi yang memiliki keahlian dibidangnya, persesuaian keterangan mereka akan menjadi petunjuk, didukung bukti-bukti lainnya yang bernilai petunjuk," jelasnya.

Agus mengungkapkan pengadilan nanti akan mengungkap kasus tersebut seterang-terangnya.

"Inshaa Allah majelis Hakim nanti akan memutuskan perkara ini seadil-adilnya," ungkapnya.

Sebagai informasi, petaka yang terjadi di rumah Irjen Ferdy Sambo hingga menewaskan Brigadir J tak lepas dari pertengkaran antara Kuat Ma'ruf alias Om Kuat dan Brigadir J.

Pertengkaran ini terjadi di Magelang dimana merupakan cikal bakal kematian Brigadir J.

Saat di Magelang, Om Kuat diketahui hampir bentrok dengan Brigadir J dan disaksikan oleh asisten rumah tangga (ART) lainnya yakni Susi.

Susi bahkan melihat jika Om Kuat membawa pisau dan Brigadir J membanting pintu.

Tapi, dari fakta baru yang diketahui jika Om Kuat ternyata baru kembali bekerja di sebagai supir Putri Candrawathi.

Sebelumnya Om Kuat diketahui baru saja positif Covid-19.

Hal ini juga yang menyebabkan rombong Putri Candrawathi harus melakukan swab test saat tiba di Jakarta.

Akan tetapi, dalam kasus Brigadir J ini masih banyak misteri yang ditutupi dan terbungkus dengan rapi.

Apa sebenarnya yang terjadi sebelum ajudan Ferdy Sambo itu dieksekusi di rumah dinas Duren Tiga pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu.

Dari logika berpikir, Om Kuat seorang sipil, asisten rumah tangga dan sopir, jauh dari mental kepolisian yang memahami hukum dan patuh pada hierarki di kesatuan yang begitu kuat dan kental.

Tapi Om Kuat justru menjadi kepanasan, marah, hingga mengancam Brigadir J.

Sementara, Brigadir J merupakan ajudan, punya senjata, ahli menembak, menghormat komandannya dan mengerti hukum serta kuat pada budaya hierarki di kesatuannya.

Bahkan seorang ajudan rela mati demi komandannya.

Brigadir J juga dipercaya sebagai pengelola keuangan untuk kebutuhan para ajudan dan seluruh ART di rumah Ferdy Sambo.

Dikutip dari program dua sisi Tv One, sebelumnya, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Brigadir J bersama ajudan, anak, serta asisten rumah tangganya melakukan perjalanan ke Magelang.

Perjalanan ini adalah untuk mengantar anaknya sekolah ke Taruna Nusantara dan sekaligus merayakan hari pernikahan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Namun anehnya, saat di Magelang, ada tuduhan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri Chandrawathi.

Meskipun banyak yang ganjal dalam dugaan pelecehan seksual ini.

Namun hal inilah yang menjadi cikal bakal Brigadir J dieksekusi.

Amarah Ferdy Sambo tersulut ketika ada laporan bahwa Brigadir J melecehkan Putri Candrawathi istrinya.

Ferdy Sambo yang sudah kesetanan kemudian mengatur rencana pembunuhan pada sang ajudan.

Sementara itu, Om Kuat yang adalah art dan sopir dari Putri Candrawathi marah saat menemukan atasannya menangis di kamar mandi.

Tangisan di kamar mandi ini terjadi karena Putri Candrawathi diduga sudah dilecehkan Brigadir J.

Mendapati hal ini, Om Kuat yang sudah bekerja selama bertahun-tahun dengan Ferdy Sambo murka.

Maka, sudah bukan rahasia jika Om Kuat punya hubungan spesial dengan Putri Candrawathi.

Disisi lain menyebutkan, Om Kuat sempat tak bekerja di rumah Ferdy Sambo sejak pandemi covid-19.

Namun kembali lagi bekerja. Disebutkan, Kuat Maruf kembali bekerja seminggu sebelum Brigadir J dieksekusi mati.

Hal itu juga dibenarkan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto bahwa Om Kuat baru seminggu bekerja lagi setelah pandemi Covid-19.

Kejadian di Magelang itu disebutkan, Om Kuat tak sendirian saat menemukan Putri Candrawatahi menangis di kamar mandi.

Ada pula asisten rumah tangga (ART) lainnya yang bernama Susi melihat sang atasan menangis.

Bahkan, Susi juga menyaksikan bila Putri Candrawathi digendong oleh sang sopir yang adalah Om Kuat.

Usai menggendong Putri Candrawathi, Om Kuat juga sempat mengejar Brigadir J dengan pisau.

Aksi kejar-kejaran antara Kuat dan Brigadir J juga disaksikan oleh Susi.

Sebelumnya, Susi mengaku mendengar suara tangisan atau semacam desahan dari kamar Putri Candrawathi.

Kemudian Kuat Maruf turun ke bawah dan merokok.

Putri Candrawathi sempat menanyakan di mana Brigadir J.

Lalu dipanggil Bripka RR untuk membawa Brigadir J ke atas.

Setelah Brigadir J di atas dan bertemu Putri Candrawathi di kamar.

Tapi Bripka RR tak mendengar apa pembicaraan istri komandannya itu dengan Brigadir J.

Sementara Om Kuat gelisah dengan penuh amarah.

Setelah Brigadir J keluar, Om Kuat kembali masuk ke kamar Putri Candrawathi dan di kamar juga, Bripka RR tidak tahu apa yang dibicarakan Putri dengan Kuat Maruf.

Setelah kejadian di atas tersebut, Bripka RR mengamankan senjata Brigadir J dan diberikan kepada Bharada E untuk disimpan.

Selama di Magelang, Brigadir J tidur bersama dengan Bharada E.

Sementara Bripka RR tidur dengan Om Kuat.

Setelah tragedi ini, rombongan Putri Candrawathi akhirnya bertolak ke Jakarta dan pertama singgah ke rumah pribadi Ferdy Sambo di jalan Saguling.

Kemudian berangkat ke rumah dinas Duren Tiga.

Disanalah tragedi pembunuh Brigadir J berlangsung.

Rekonstruksi yang turut dihadiri Putri Candrawathi telah dilakukan dan diperagakan langsung yang bersangkutan.

Sampai saat ini Putri Candrawathi masih bersikukuh dengan keterangan bahwa dirinya dilecehkan oleh Brigadir J.

Sehingga membuat Ferdy Sambo kalap dan peristiwa menewaskan Brigadir J terjadi.

Bahkan, pengakuan Putri Chandrawathi karena dilecehkan oleh Brigadir J ini kembali disampaikan oleh Komnas HAM dan Komnas Perempuan.

Bahkan Komnas Perempuan memberikan penjelasan tentang posisi Kuat Maruf dan Putri Candrawathi di kamar itu.

Hal itupun disampaikan langsung oleh Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi, usai bertemu dengan Putri Chandrawathi.

Bripka RR Bawa Senjata

Peristiwa di Magelang yang menjadi cikal bakal pembunuhan Brigadir J masih banyak menyimpan misteri.

Kuat Ma'ruf alias Om Kuat yang disebut-sebut melihat istri Ferdy Sambo menangis di kamar mandi, membuat isu pelecehan seksuak berhembus kencang.

Bahkan, belum lama ini Komnas Perempuan mengatakan jika Putri Candrawathi istri dari Ferdy Sambo diperkosa oleh Brigadir J saat di Magelang.

Tapi dikutip dari YouTube Polri TV Radio, bahwa ada satu adegan dimana dua tersangka dalam kasus Brigadir J yakni Bharada E dan Bripka RR terlihat menyembunyikan senjata Laras panjang.

Belakangan diketahui jika senjata laras panjang ini adalah milik Brigadir J.

Perintah untuk menyembunyikan senjata laras panjang milik Brigadir J ini juga datang dari Putri Candrawathi.

Lalu kenapa Putri Candrawathi menyuruh Bharada E dan Bripka RR menyembunyikan senjata dari Brigadir J?

Ternyata, Putri Candrawathi takut bila Brigadir J akan bentrok dengan salah satu asisten rumah tangganya yakni Om Kuat.

Pasalnya Om Kuat diketahui sebelumnya sangat marah ketika tahu jika Putri Candrawathi dilecehkan oleh Brigadir J.

Tak hanya itu, Om Kuat juga sempat mengejar Brigadir J dengan pisau dapur.

Guna menelarai pertengkaran ini, Putri Candrawathi akhirnya memutuskan untuk memanggil satu persatu ajudan dan ARTnya.

Mulai dari Om Kuat, Bharada E, Bripka RR, hingga Brigadir J.

Putri Candrawathi lalu meminta agar pertikaian yang terjadi antara Brigadir J dan Om Kuat diselesaikan.

Setelah hal itu, rombongan Putri Candrawathi lalu pulang ke Jakarta dan pembantaian terhadap Brigadir J pun terjadi.

Susi Jadi Saksi Kunci

Isu hubungan terlarang antara Putri Candrawathi dan Kuat Ma'aruf alias Om Kuat sempat berhembus kencang.

Isu ini diungkapkan oleh eks pengacara Bharada E yakni Deolipa Yumara ditengah kisruh pembunuhan Brigadir J.

Ditengah isu ini ada satu saksi yang turut tahu tentang kebenaran hubungan antara Om Kuat dan Putri Candrawathi.

Saksi ini adalah salah satu ART Ferdy Sambo yakni Susi.

Yah, saat berada di Magelang, Susi ikut hadir disana dalam rangka merayakan HUT Anniversary pernikahan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Saat berada di Magelang, Susi ikut menyaksikan insiden yang melibatkan Brigadir J dan Putri Candrawathi.

Insiden yang katanya pelecehan seksual ini, membuat Putri Candrawathi menangis di kamar mandi.

Akibatnya, Om Kuat lalu murka dan mengejar Brigadir J dengan pisau.

Benar atau tidaknya isu hubungan terlarang tersebut pasti diketahui oleh Susi.

Pada malam itu juga Susi adalah orang yang melihat Om Kuat menggendong Putri Candrawathi ke kamarnya.

Sementara itu, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto ikut bersuara mengenai tudingan dari mantan pengacara Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Deolipa Yumara terkait dugaan perselingkuhan antara Istri mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo yakni Putri Candrawathi dengan sopirnya Om Kuat.

Jenderal bintang tiga polri ini menegaskan apa yang dilontarkan oleh Deolipa terlalu jauh dan tidak sesuai dengan fakta.

"Kalau isu dengan Kuat kok jauh ya, karena Kuat baru seminggu masuk setelah hampir dua tahun karena pendemi COVID-19 (yang bersangkutan kena COVID). Hal ini terkonfirmasi saksi-saksi lainnya," kata Komjen Agus. ****

Editor: Aan Sangkutiyar

Sumber: Teras Gorontalo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah