TGIPF: Stadion Kanjuruhan Tidak Layak Menggelar Pertandingan Berisiko Tinggi

- 10 Oktober 2022, 12:52 WIB
Aspek akses menjadi perhatian TGIPF usai meninjau langsung Stadion Kanjuruhan setelah tragedi maut terjadi. 
Aspek akses menjadi perhatian TGIPF usai meninjau langsung Stadion Kanjuruhan setelah tragedi maut terjadi.  //ANTARA

KLIKLUBUKLINGGAU.com- Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Nugrogo Setiawan mengungkapkan penyebab terjadinya tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang tersebut.

Dari hasil rekaman CCTV pintu 13 yang didapatkannya  memperlihatkan detik-detik para korban merenggang nyawa saat kericuhan terjadi.

"Saya sempat lihat rekaman CCTV kejadian khususnya di pintu 13, mengerikan sekali. Situasinya adalah orang berebut keluar sementara sebagian sudah jatuh, pingsan, terhimpit, terinjak karena efek dari gas air mata. Jadi ya miris sekali saya melihat detik-detik beberapa penonton yang bertumpuk dan merenggang nyawa terekam sekali di CCTV," ungkap Nugroho dalam keterangannya sebagaimana dikutip kliklubuklinggau.com dari kanal YouTube Kemenko Polhukam RI, Senin 10 Oktober 2022.

Baca Juga: Gas Air Mata Punya Efek Yang Luar Biasa, Pemulihannya Paling Cepat Satu Bulan

Melihat hasil di lapangan, Nugrogo Setiawan juga mengungkap Stadion Kanjuruhan tidak layak dipakai untuk menggelar pertandingan berisiko tinggi (high risk). Hal ini disebabkan karena stadion berkapasitas 38 ribu penonton itu tidak menghitung kemungkinan terburuk seperti akses keluar masuk penonton saat terjadi keadaan genting.

Ia menjelaskan fakta lapangan saat terjadinya kericuhan, penonton kesulitan keluar stadion karena pintu yang terbuka sangat kecil dan tidak adanya akses darurat. Seharusnya pintu tersebut sebagai pintu masuk terpaksa menjadi pintu keluar.

“Mungkin kalau itu medium atau low risk masih bisa. Artinya untuk high risk match kita harus membuat kalkulasi yang sangat konkret misalnya adalah bagaimana cara mengeluarkan penonton pada saat keadaan darurat,” jelasnya.

Baca Juga: Polri Temukan Botol Minuman Keras Oplosan di Stadion Kanjuruhan, Diduga Penyebab Kerusuhan

Dengan demikian, ahli keamanan berlisensi FIFA itu mendorong agar Stadion Kanjuruhan diperbaiki segi keamanannya.

“Mungkin ke depan perbaikannya adalah mengubah struktur pintu itu kemudian juga mempertimbangkan aspek akses seperti anak tangga,” katanya.

Menurutnya, secara normatif anak tangga studion memiliki ketinggian 18 cm dengan lebar tapak 30 cm sehingga ketika penonton lari turun maupun naik tidak ada kemungkinan jatuh. Sedangkan lebar tapak dan ketinggian anak tangga Studion Kanjuruhan sama, rata-rata mendekati 30 cm. Karena ukurannya tidak ideal menyebakan penonton kesusahan untuk naik maupun turun dari anak tangga. ***


Editor: Rina Sephtiari

Sumber: YouTube Kemenko Polhukam RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x