KLIKLUBUKLINGGAU.com- Gunung Padang merupakan sebuah situs megalitikum yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Indonesia.
Situs tersebut memiliki bentuk punden berundak yang dibangun sekitar 500-220 SM oleh para penganut tradisi megalitik.
Punden berundak tersebut memiliki 5 teras yang tersusun dengan ukuran berbeda. Bangunan paling luas terlihat pada teras pertama dengan jumlah batu paling banyak.
Baca Juga: Berikut Kuliner Terbaik Yogyakarta yang Sangat Lezat, Harganya Terjangkau dan Begitu Menggugah Selera
Adapun hal yang menarik dari 5 Teras Punden Berundak Situs Gunung Padang Cianjur ini yaitu bentuk teras wujud persegi panjang dan berteras 5 atau memiliki 5 tangga dan 5 teras.
Posisi teras kelima lebih tinggi dari teras keempat begitu seterusnya sampai teras pertama yang paling rendah permukaan tanahnya.
Kelima teras tersebut diyakini menjadi simbol 5 tahapan spritual. Berikut uraiannya:
Baca Juga: Gawat! Ratusan Guru di Kota Lubuklinggau Ancam Mogok Ngajar
Teras Kelima Sebagai Singgasana Raja
Ketika memasuki situs Gunung Padang wisatawan yang berhasil naik ke teras paling atas atau kelima. Di sana akan menjumpai bongkahan batuan tersusun menyerupai teras yang terkenal Batu Singgasana Raja atau Batu Pendaringan yang dipercaya singgasana raja.
Teras Keempat
Setelah mencapai teras kelima turun ke teras keempat dengan pembatas berupa undakan kontur tanah. Kemudian terdapat batu tegak berdiri menyerupai pintu gerbang ke teras lainnya.
Di sini pengunjung akan menemukan ruang kotak berada bagian timur situs.
Baca Juga: Misteri 5 Makam Kuno di Situs Gunung Padang, Dua Baru Terungkap, Ada Beraksara Arab dan Tahun
Tak hanya itu, pengunjung juga akan menjumpai bongkahan batuan yang disebut sebagai Batu Gendong atau Batu Kanuragaan. Ada mitos bahwa barang siapa mampu mengangkat batu permohonan akan terkabul, tetapi pada dasarnya sebagai batu penguji.
Teras Ketiga
Teras ketiga berada sebelah timur yang serupa teras keempat sekelilingnya menhir setiap sisinya. Pada teras ketiga ada batu ukiran Kujang berasal "ku" dan "ujang" yang berarti "kamu pegang,senjata khas Sunda"
Di sini pengunjung juga akan menjumpai Batu Tapak Maung yang berarti manusia unggul. Pada Batu Tapak Maung terdapat sembilan cekungan. Kesembilan cekungan yang diperkirakan bekas tapak tangan, tumit kaki, dudukan dan tongkat.
Baca Juga: Semen Purba Ditemukan di Situs Gunung Padang, Bukti Kecanggihan Konstruksi Bangunan Pada Zaman Peradaban
Jika menghubungkan manusia unggul dengan sembilan cekungan bisa berarti Wali Songo, penyebar agama Islam di Indonesia.
Teras Kedua
Saat menuruni teras kedua dari 5 teras punden berundak situs Gunung Padang Cianjur akan menemukan menhir dalam jumlah banyak. Namun, tidak terlihat bentuk ruang kotak sebagaimana teras 3, 4 dan 5.
Hal yang menarik pada teras kedua terdapat guratan menyerupai kujang. Menurut arkelog UI dan peneliti Ali Akbar, guratan pada menhir terjadi murni bagian dari proses alam dan bukan karya tangan manusia.
Baca Juga: Pramana Giri Kusuma, Hotel Eksklusif di Ubud, Bali, Menawarkan Pengalaman Healing di Tengah Hutan
Batu duduk menghadap ke utara memiliki sandaran berupa batu yang tampak berubah tidak seperti biasanya.
Perubahan terjadi terlihat lebih condong ke belakang yang kemungkinan lain dampak pohon yang ditebang, terletak sekitar tempat duduk sehingga mengubah posisi sandaran.
Teras Pertama
Pada teras terakhir Punden Berundak situs Gunung Padang Cianjur yakni teras pertama yang terkenal dengan teras penyambutan bagi pengunjung setelah susah payah menaiki anak tangga berjumlah 370.
Baca Juga: Setiap Gigitannya Terasa Enak dan Lezat! Berikut Wisata Kuliner Terbaik Samarinda yang Salalu Jadi Incaran
Pada teras pertama wisatawan menjumpai sebuah gundukan berlokasi sebelah timur yang disebut Batu Gong atau Batu Gamelan. Penamaan batu gamelan karena mengeluarkan bunyi bila pukul menggunakan batu ukuran sekepal.***