PDIP: Kami Khilaf Ikut Mencalonkan Gibran Sebagai Walikota Solo

- 1 April 2024, 17:45 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. /Pikiran Rakyat/Oktaviani/

KLIKLUBUKLINGGAU.com- PDIP angkat suara setelah Gibran terpilih sebagai Wakil Presiden Indonesia periode mendatang. Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, mereka sempat menyesal jadikan Gibran Rakabuming Raka sebagai Walikota Solo.

Hasto menyatakan jika mereka berani majukan Gibran sebagai calon Walikota Solo waktu itu karena lihat kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi). Dianggap kepemimpinannya saat itu bisa membawa arah lebih baik.

"Ya kami jujur saja khilaf ketika dulu ikut mencalonkan Gibran. Karena kami juga di sisi lain mengakui terhadap kemajuan yang dilakukan Pak Jokowi," ungkap Hasto beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Nikmati Keindahan Rekomendasi Destinasi Wisata Instagramable dan Dapatkan Diskon di Tiket com

Hasto dan PDIP kini baru menyadari jika pemerintahan Jokowi mendapatkan kemajuan dari jumlah utang yang sangat besar. Hasto menjelaskan pihaknya tak menampik memuji kepemimpinan Presiden Jokowi. Tapi mereka juga baru sadar keberhasilan tersebut terjadi karena beban utang sangat besar.

"Tapi setelah kami lihat lebih dalam, kemajuan ini ternyata dipicu oleh beban utang yang sangat besar," tuturnya pada Sabtu 30 Maret 2024.

Dia melanjutkan saat ini, utang pemerintah Indonesia itu sudah mencapai 196 miliar dollar AS. Selain itu, utang sektor swasta dan BUMN juga mencapai 220 miliar dollar AS. Menurutnya ini akan menimbulkan masalah serius untuk pemerintahan yang akan datang.

Baca Juga: Subaru BRZ Manual Dapat Peningkatan Signifikan, Hadir dengan Fitur IIDE dan Performa Tangguh

"Ketika ini digabung, maka ke depan kita bisa mengalami suatu persoalan yang sangat serius," ucapnya lagi.

PDIP juga menilai jika Gibran Rakabuming Raka belum cukup dewasa untuk jadi Wakil Presiden Indonesia. Tak tanggung-tanggung, partai tersebut menyamakan Gibran dengan sopir truk dalam kecelakaan di Gerbang Tol Halim, Jakarta Timur.

Menurut Hasto, Gibran dan sopir truk berusia 17 tahun itu sama-sama belum matang secara psikologis dan kedewasaan dalam menghadapi persoalan yang ada.

Baca Juga: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Siap Kembali Maju di Pilkada 2024 sebagai Calon Petahana

"Beberapa waktu lalu, ada kecelakaan anak usia 17 tahun. Sopir truk ternyata SIM tidak punya, kedewasaan dalam menghadapi problematika di jalan rakyat belum terjadi. Hanya gara-gara menyenggol satu mobil, dia lari karena kedewasaannya belum tercapai, lalu menabrak dan mengena mobil lainnya," katanya. ***

Editor: Rina Sephtiari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x