Network
KLIKLUBUKLINGGAU.com - Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Sunarto menjelaskan kalau tindakan debt collector yang melakukan pengambilalihan secara paksa terhadap barang atau objek yang terkait dengan menunggak dan lain sebagainya ini cukup meresahkan masyarakat.
"Cukup meresahkan masyarakat karena tidak ada kepastian mobil diambil paksa dirampas, kemudian barang-barang yang ada di mobil itu mungkin tidak terkait dengan yang ada dalam perjanjian jual beli misalnya. Dan itu tidak ada jaminan kapan akan bisa kembali," katanya dalam pres rilis tulisan yang diterima Selasa 26 Maret 2024.
"Sudah salah kemudian menimbulkan masalah baru. Jadi ini juga bentuk peringatan, ya bagi perusahaan-perusahaan financial yang kemudian berkaitan dengan pekerjaannya yang demikian debt collector untuk menjalankan pekerjaannya sesuai aturan hukum tidak kemudian melakukan hal-hal yang tadi pak Dirreskrimum sampaikan arogan," sambungnya.
Kemudian, lanjut dia sebagai gambaran rekan-rekan tadi saya sempat ketemu dengan saudara FN, mengapa dia lakukan hal itu yang pertama dia lakukan adalah untuk melindungi keselamatan keluarganya.
"Jadi ada istri dan anaknya dua orang yang kala itu dihadang oleh 12 orang yang diduga debt collector tadi, dengan menggedor-gedor kaca mobil kemudian memaksa untuk meminta kunci mobil dan memaksa keluar," ungkapnya.
Tentunya, ada upaya untuk bagaimana melindungi keluarga dari yang yang bersangkutan, kiranya ini menjadi perhatian kita semua, untuk terutama tadi saya sebutkan pihak financial yang lainnya untuk bekerja sesuai dengan koridor bahwa harus melalui proses peradilan/ pengadilan.
"Itu harus dilakukan kemudian tidak dengan upaya paksa, dan upaya yang melawan hukum kiranya demikian tambahan dari kami terima kasih," pungkasnya. ***
