1. Kasus Pertama (2014-2015):
Melibatkan model Isis dan Crown. Sertifikasi keselamatan melibatkan pengujian airbag dan sabuk keselamatan. Toyota menyerahkan data uji pengembangan, bukan data hasil akhir yang mendekati kondisi saat dijual ke konsumen.
2. Kasus Kedua (2015):
Pengembangan produk Corolla untuk pengujian dampak cedera pada pejalan kaki dilakukan dengan sudut tabrak 65 derajat, bukan 50 derajat seperti standar. Data pengujian ini yang dikirimkan untuk sertifikasi.
3. Kasus Ketiga (2015):
Melibatkan produk Corolla, Sienta, dan Crown untuk pengujian kerusakan akibat tabrakan pejalan kaki. Data pengembangan digunakan untuk sertifikasi keselamatan, tanpa pengujian ulang sesuai titik yang disepakati.
4. Kasus Keempat (2014-2015):
Pengembangan Crown dan Sienta untuk memastikan kebocoran bahan bakar dan masalah akibat tabrakan belakang. Toyota menggunakan penghalang seberat 1.800 kilogram, lebih berat dari standar 1.100 kilogram. Data hasil tes diserahkan dengan berat yang sesuai standar.
5. Kasus Kelima (2020):