Mengenal Stroke: Jenis, Penyebab, Gejala, dan Pencegahan

- 18 Desember 2023, 19:45 WIB
 Ilustrasi pasien penyandang penyakit stroke bersama dokternya/pixabay
Ilustrasi pasien penyandang penyakit stroke bersama dokternya/pixabay /

KLIKLUBUKLINGGAU.com- Stroke terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan mengalami pendarahan, atau ketika adanya penyumbatan yang mengalirkan darah ke otak.

Terjadinya pembuluh darah yang pecah atau penyumbatan maka darah dan oksigen tidak akan sampai ke bagian otak. Tanpa oksigen, sel-sel otak dan jaringan menjadi rusak dan mulai mati dalam beberapa menit. Dilansir dari Healthline, berikut tiga jenis utama stroke.

Jenis dan Penyebab Stroke

1. Transient Ischemic Attack (TIA)

TIA merupakan gumpalan darah yang biasanya pulih dengan sendirinya. Gejalanya mirip dengan stroke penuh, namun biasanya bersifat sementara dan menghilang setelah beberapa menit atau jam, saat penyumbatan bergerak dan aliran darah pulih.

Baca Juga: Tawarkan Pengalaman Menginap yang Menenangkan di Pusat Kota Bandung, Hotel Hilton Bandung

Meskipun secara teknis tidak dikategorikan sebagai stroke penuh, TIA berfungsi sebagai peringatan bahwa stroke yang sebenarnya dapat terjadi. Karena itu, langkah terbaik adalah tidak mengabaikannya.

Cari perawatan yang sama dengan yang Anda lakukan untuk stroke berat dan dapatkan bantuan medis darurat. Menurut CDC, lebih dari sepertiga orang yang mengalami TIA dan tidak mendapatkan pengobatan seperti stroke berat dalam setahun.

Hal ini menyebabkan 10 hingga 15 persen orang yang mengalami TIA akhirnya mengalami stroke berat dalam waktu 3 bulan.

Baca Juga: Ribuan Guru Padati Ponpes Ar-Risalah Lubuklinggau!!! Sambut Kedatangan Anies Baswedan

2. Ischemic stroke

Ada penyumbatan yang disebabkan oleh gumpalan atau plak di arteri.

Gejala dan komplikasi stroke iskemik dapat bertahan lebih lama daripada TIA, atau dapat menjadi permanen.

Ada dua jenis penyumbatan yang dapat menyebabkan stroke iskemik, yaitu emboli serebral dan trombosis serebral.

Baca Juga: Targetkan Menang Pemilu, Berikut Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Kota Tanjung Pinang dari Partai Golkar

Emboli serebral terjadi ketika bekuan darah terbentuk di bagian lain tubuh.

Seringkali di bagian jantung atau arteri, di dada bagian atas dan leher dan bergerak melalui aliran darah hingga menyentuh arteri yang terlalu sempit. Gumpalan itu macet, dan menghentikan aliran darah dan menyebabkan stroke.

Sedangkan trombosis serebral terjadi ketika bekuan darah terbentuk pada plak lemak di dalam pembuluh darah. Menurut CDC, 87 persen stroke adalah stroke iskemik.

Baca Juga: Ide Untuk Tempat Wisata Liburan! Berikut Wisata Terbaik dan Teroke di Simalungun yang Sangat Direkomendasikan

3. Hemorrhagic stroke

Disebabkan oleh pembuluh darah pecah atau bocor yang merembes ke otak hingga terjadi pembengkakan pada otak, merusak sel dan jaringan otak.

Kemudian yang kedua, stroke isemik melibatkan penyumbatan yang disebabkan oleh gumpalan atau plak di arteri. Gejala dan komplikasi stroke iskemik dapat berlangsung lebih lama daripada TIA atau mungkin menjadi permanen.

Stroke hemoragik juga dapat disebabkan oleh pembuluh darah yang pecah atau bocor yang merembes ke otak.

Baca Juga: Hotel Populer dan Indah Padang ini Memiliki Pemandangan Indah yang Menghadap ke Private Pool

Ada dua jenis stroke hemoragik, yaitu intraserebral dan subarachnoid. Stroke hemoragik intraserebral adalah jenis stroke hemoragik yang paling umum. Itu terjadi ketika jaringan di sekitar otak terisi dengan darah setelah arteri pecah.

Sedangkan stroke hemoragik subarachnoid lebih jarang terjadi. Ini menyebabkan pendarahan di area antara otak dan jaringan yang menutupinya. Menurut American Heart Association, sekitar 13 persen stroke bersifat hemoragik.

Gejala Stroke

1. Kelumpuhan

2. Mati rasa atau kelemahan pada lengan, wajah, dan tungkai, terutama pada satu sisi tubuh kesulitan berbicara atau memahami orang lain.

3. Ucapan cadel.

4. Kebingungan, disorientasi, atau kurangnya respons.

Baca Juga: ALHAMDULILLAH, BLT El Nino Rp400 Ribu Cair, Cek Status Penerimanya di Link Ini

5. Perubahan perilaku mendadak, terutama peningkatan agitasi.

6. Masalah penglihatan, seperti kesulitan melihat satu atau kedua mata dengan penglihatan menghitam atau kabur, atau penglihatan ganda.

7. Kesulitan berjalan.

8. Kehilangan keseimbangan atau koordinasi.

9. Sakit kepala parah dan tiba-tiba dengan penyebab yang tidak diketahui.

10. Kejang.

11. Mual atau muntah.

Baca Juga: Harus Coba! Menikmati Kelezatan Malam Tahun Baru dan Natal dengan Kue Khas Bandung yang Memikat Selera

Cara mencegah stroke

1. Berhenti merokok

Jika Anda merokok, berhenti sekarang akan menurunkan risiko stroke. Anda dapat menghubungi dokter Anda untuk membuat rencana berhenti.

2. Batasi konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah Anda, yang pada gilirannya meningkatkan risiko stroke.

3.Pertahankan berat badan

Halaman:

Editor: Rina Sephtiari

Sumber: Helathline


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x