Selain itu, dia juga mempelajari Alquran kepada Ya'qub al Hadrami. Kemudian ilmu hadits dari Abu Walid bin Ziyad Muktamir bin Sulaiman.
Suatu ketika Abu Nawas bertemu dengan penyair dari Kufah bernama Walibah bin Habab al Asadi. Berkat pertemuan itu, gaya bahasanya jadi makin halus.
Baca Juga: Hotel Populer yang Menarik dan Strategis, Cocok untuk Liburan Keluarga, Fasilitasnya Super Lengkap
Walibah yang tertarik dengan kemampuan luar biasa Abu Nawas mengenai sastra Arab pun membawanya ke Ahwaz kemudian ke Kufah.
Sesampainya di Kufah, Abu Nawas lantas mendapat pengalaman luar biasa. Dia diminta hidup di pedalaman, berdampingan dengan orang-orang Arab Badui. Selama itu, Abu Nawas pun memperdalam ilmu bahasa Arab.
Perjalanan hidup Abu Nawas membawanya pindah ke Kota Baghdad di Irak. Bakat tulisan puisinya banyak diketahui para bangsawan, hubungannya mereka pun menjadi dekat.
Baca Juga: 5 Rekomendasi VILLA DI LEMBANG TERBAIK 2023! Vlla Luas Dekat Wisata Tangkuban Parahu
Lantaran hal tersebut, Abu Nawas memanfaatkan kemampuannya menulis puisi untuk lebih mendekatkan diri dengan penguasa saat itu.
Dikutip dari kanal YouTube Askamza Channel, dijelaskan dalam kitab Al Wasith fil Adabil, Arabi wa Tarikhihi.
Abu Nawas disebut-sebut sebagai sosok penyair yang penuh canda, multivisi, pengkhayal, bahkan berlidah tajam. Semua hal ini menjadikannya sastrawan terkemuka.