Hamas Siap Bebaskan 70 Sandera Wanita dan Anak-anak Dengan Imbalan 5 Hari Gencatan Senjata Total

- 14 November 2023, 19:30 WIB
Juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Abu Ubaida.
Juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Abu Ubaida. /X @Moqawamah_eng/

KLIKLUBUKLINGGAU.com- Sayap militer Hamas menegaskan bahwa mereka siap membebaskan 70 sandera wanita dan anak-anak Israel yang disandera di Gaza.

Pembebasan tersebut dilakukan jika Israel bersedia melakukan gencatan senjata total selama lima hari.

"Pekan lalu ada upaya saudara-saudara Qatar untuk membebaskan sandera wanita dan anak-anak dari pihak musuh, sebagai imbalan atas pembebasan 200 anak-anak Palestina dan 75 wanita yang ditahan musuh," kata Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, dalam rekaman audio yang diposting di saluran Telegram kelompok tersebut.

Baca Juga: Menelusuri Keindahan Nirwana, Pesona Wisata Bukit Surga Nganjuk yang Kini Menjadi Destinasi Hits dan Viral!

Bukan hanya itu, Hamas juga menginginkan jaminan agar semua bantuan kemanusiaan yang datang dari berbagai negara di dunia bisa diperbolehkan masuk ke Gaza. Hamas ingin pastikan tak ada serangan dalam bentuk apa pun selama bantuan disebar.

"Gencatan senjata harus mencakup gencatan senjata sepenuhnya dan memungkinkan bantuan dan upaya kemanusiaan di mana pun di Jalur Gaza," lanjutnya.

Menurut Abu Ubaida penjajag Israel telah "menunda-nunda dan menghindari" pembahasan kesepakatan tersebut hingga pembebasan tahanan tak kunjung dilakukan.

Baca Juga: Ini Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Periode 2024-2029 dari PDIP

Diketahui, operasi militer Israel dilakukan sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menurut data Israel menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan sekitar 240 sandera.

Sedangkan data per 12 November 2023, perang hari ke-37 tersebut memakan korban jiwa di Palestina sebanyak 11.200 orang.

Hamas Bantah Pakai Tameng Manusia

Hamas tak terima dituduh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrel yang menyebut kelompoknya menggunakan rumah sakit dan warga sipil sebagai tameng manusia.

Baca Juga: Dapat Hilangkan Percaya Diri, Ini 7 Penyebab Bau Mulut Tak Sedap dan Cara Mengatasinya

Menurutnya, pernyataan itu dilontarkan EU untuk membenarkan pembantaian pada warga tak berdosa termasuk di dalamnya anak-anak dan wanita.

“Tuduhan Borrell adalah pemutarbalikan fakta dan kedok Eropa agar penjajah (Israel) melakukan lebih banyak kejahatan terhadap anak-anak dan warga sipil yang tidak berdaya,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan pada Senin, 13 November 2023.

Kelompok tersebut juga menilai apa yang dikatakan Borrel adalah hal yang memalukan dan tidak manusiawi. Seperti halnya hukum humaniter internasional, seharusnya warga sipil dan rumah sakit tidak tersentuh oleh konflik militer, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa.

Baca Juga: Pemerintah Salurkan BLT EL Nino Rp400 Ribu Mulai Bulan Ini, Begini Syarat dan Cara Dapatkannya

“Pernyataan berbahaya ini mengabaikan semua foto, kesaksian, fakta, dan laporan internasional yang mengonfirmasi bahwa tentara pendudukan telah membunuh lebih dari 11.000 korban, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak,” kata Hamas.***

Editor: Rina Sephtiari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah