Pemerintah Rusia Mengizinkan Penggunaan Jilbab dalam Foto Paspor: Tinjauan Perubahan Kebijakan

- 1 Mei 2024, 14:30 WIB
Ilustrasi paspor. Pemerintah Rusia Mengizinkan Penggunaan Jilbab dalam Foto Paspor: Tinjauan Perubahan Kebijakan.
Ilustrasi paspor. Pemerintah Rusia Mengizinkan Penggunaan Jilbab dalam Foto Paspor: Tinjauan Perubahan Kebijakan. /Pixabay/DaiszmanThapa/

KLIKLUBUKLINGGAU.com – Pada tanggal 5 Mei 2024, Kementerian Dalam Negeri Rusia mengumumkan perubahan signifikan dalam aturan permohonan kewarganegaraan untuk warga negara asing, khususnya terkait pemakaian jilbab atau kerudung dalam foto paspor mereka. Perubahan ini telah menciptakan diskusi luas di kalangan masyarakat Rusia.

Sebelumnya, penggunaan jilbab yang menutupi wajah seperti cadar atau burqa tidak diizinkan dalam foto paspor, SIM, izin kerja, dan hak paten bagi warga negara Rusia. Namun, dengan perubahan kebijakan terbaru, pemerintah Rusia kini mengizinkan penggunaan jilbab dalam foto-foto tersebut. Keputusan ini memberikan ruang bagi praktisi agama untuk mempertahankan tradisi keagamaan mereka.

Biysultan Khamzaev, anggota komite antikorupsi dan keamanan negara bagian Duma, menegaskan bahwa undang-undang baru ini mengakomodasi kebutuhan para pemeluk agama sambil tetap memperhatikan keamanan negara. Meskipun demikian, pembatasan tetap ada; foto dengan penutup kepala diizinkan asalkan wajah tidak tertutup seluruhnya.

Baca Juga: Naval Group Umumkan Pelunasan Kapal Perang Fregat untuk Pertahanan Angkatan Laut Yunani di Lorient

Perubahan ini juga menandai evolusi kebijakan Rusia terkait jilbab dalam foto paspor. Pada era Uni Soviet, semua foto paspor tidak boleh menampilkan jilbab bagi perempuan. Namun, setelah keruntuhan Uni Soviet pada 1991, perempuan Muslim mulai mengambil foto-foto dengan jilbab. Pada tahun 1997, otoritas melarang penggunaan jilbab dalam foto paspor, tetapi pada 2003, Mahkamah Agung Rusia menyatakan larangan tersebut tidak memiliki dasar hukum.

Perubahan kebijakan ini mencerminkan upaya pemerintah Rusia untuk menemukan keseimbangan antara kebutuhan individu untuk mempraktikkan agama mereka dan keamanan negara. Meskipun mendapat dukungan dari sebagian masyarakat, keputusan ini juga menuai kritik dari kalangan yang mengkhawatirkan potensi penyalahgunaan dan keamanan nasional.

Baca Juga: Northrop Grumman Dapat Kontrak 387 Juta USD untuk Dukung Drone RQ-4 Global Hawk Italia, Jepang, dan Korsel

Dengan demikian, perubahan kebijakan ini menjadi titik fokus perdebatan tentang agama, keamanan, dan hak individu di Rusia, serta menandai perjalanan panjang negara tersebut dalam menangani isu-isu keagamaan dalam konteks identitas nasional dan keamanan. ***

Editor: Aan Sangkutiyar

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah