Pada dini hari itu, Abu Nawas bersiap-siap melakukan perjalanan menuju desa tetangganya sambil menunggang kuda.
Keesokan harinya biasanya dia akan pulang ke desanya di negeri lrak tersebut sambil bawa banyak barang.
Tentu saja kebiasaan Abu Nawas ini menimbulkan pertanyaan bagi Pak Hamid, tetangganya, Suatu sore, ketika Abu Nawas pulang dari perjalanan.
Jal tersebut ditanyakan kepada Abu Nawas tentang perniagaananya, yang membuat warga sekampung bingung.
Hai, Abu Nawas, kemanakah engkau beberapa waktu ini, kalau memang engkau memiliki perniagaan yang baik, tolonglah kau ajak kami,” kata Pak Hamid.
“Ada. Pak. Dan kukira tidak ada yang mau berniaga sepertiku,” jawab Abu Nawas.
Bulan pun berganti bulan, akhirnya Abu Nawas diduga telah melakukan perdagangan yang dilarang oleh kerajaan.
Pada bulan berikutnya Abu Nawas berniat melakukan perdagangannya. Dia pun harus melalui perbatasan dengan kerajaan tetangga.