Google Memecat 28 Karyawan yang Protes Membela Palestina dan Menolak Menghentikan Proyek Nimbus untuk Israel

- 19 April 2024, 20:29 WIB
Google Memecat 28 Karyawan yang Protes Membela Palestina dan Menolak Menghentikan Proyek Nimbus untuk Israel.
Google Memecat 28 Karyawan yang Protes Membela Palestina dan Menolak Menghentikan Proyek Nimbus untuk Israel. /REUTERS/Francis Mascarenhas/

KLIKLUBUKLINGGAU.com - Google memecat 28 karyawan yang melakukan protes membela Palestina. Pasalnya, perusahaan teknologi raksasa ini mendapat tentangan karena menyediakan layanan komputasi awan dan kecerdasan buatan (AI) kepada pemerintah Israel.

Protes tersebut terjadi pada Selasa 16 April 2024 oleh kelompok No Tech for Apartheid. Mereka menduduki kantor Google di California dan New York untuk memprotes Project Nimbus, kontrak senilai US$1,2 miliar atau Rp 19,5 triliun antara Google dan Israel.

Dalam video yang beredar di media sosial, polisi menangkap beberapa karyawan Google di kantor CEO Google Cloud Thomas Kurian.

Tanggapan Google Pada Kamis, 18 April 2024, Google menjawab bahwa mereka tidak menangkap karyawan karena mengorganisir protes tetapi karena mereka menginginkan akses ke fasilitas perusahaan.

Baca Juga: AS Setujui Penjualan Pesawat Angkut Basler BT-67 ke Argentina Seharga 143 Juta Dollar

"Itu pelanggaran yang jelas terhadap kebijakan kami dan perilaku yang sepenuhnya tidak dapat diterima," kata Google, dikutip dari Al Jazeera, Jumat, 19 April 2024.

“Setelah (demonstran) menolak beberapa permintaan untuk meninggalkan lokasi, penegak hukum (polisi) dilibatkan untuk mengusir mereka guna memastikan keamanan kantor,” kata seorang juru bicara. Google juga membantah kontrak tersebut terkait dengan senjata atau badan intelijen, sebagaimana rumor yang beredar.

“Sejauh ini kami telah menyelesaikan penyelidikan individu yang mengakibatkan pemutusan hubungan kerja terhadap 28 karyawan, dan akan terus menyelidiki dan mengambil tindakan sesuai kebutuhan," kata Google. Kata CEO Dalam sebuah postingan blog, CEO Google, Sundar Pichai mengeluarkan peringatan terselubung kepada karyawan yang melakukan unjuk rasa.

Baca Juga: Kemlu menyayangkan Palestina Tak Jadi Anggota PBB, AS Dikritik Habis-habisan

“Kami memiliki budaya diskusi yang dinamis dan terbuka yang memungkinkan kami menciptakan produk luar biasa dan mewujudkan ide-ide hebat menjadi tindakan. Itu penting untuk dilestarikan. Namun pada akhirnya kita adalah tempat kerja dan kebijakan serta ekspektasi kita jelas: Ini bisnis, bukan tempat untuk bertindak mengganggu rekan kerja atau membuat mereka merasa tidak aman," ucapnya.

Ia juga mengingatkan agar agenda-agenda pribadi tidak dipaksakan di tubuh perusahaan, atau dikedepankan daripada kepentingan bisnis yang disepakati.

"(Jangan) mencoba menggunakan perusahaan sebagai platform pribadi, atau untuk memperebutkan isu-isu yang mengganggu atau memperdebatkan politik. Ini adalah momen yang terlalu penting sebagai sebuah perusahaan untuk mengalihkan perhatian kita," kata Pichai.

Halaman:

Editor: Aan Sangkutiyar

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x