Bolehkan Berbohong demi Kebaikan dalam Islam? Simak Berikut Ini

26 Juni 2023, 17:40 WIB
Ilustrasi berbohong.11 Ciri Fisik Seseorang Sedang Berbohong, Kamu Wajib Tahu agar Tak Tertipu /Schwerdhoefer/pixabay

KLIKLUBUKLINGGAU.com-Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi kejujuran. Allah telah berulang kali memerintahkan dalam Al-Quran agar umat-Nya menerapkan kebiasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan, orang yang mengada-ada dan sering berbohong disebut sebagai kaum yang tidak beriman kepada-Nya. Dalam Surat An-Nahl ayat 105, Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.” (QS. An-Nahl: 105).

Baca Juga: Cocok Dikunjungi Saat Libur Sekolah dan Idul Adha! Berikut Destinasi Wisata Terpopuler di Dompu, NTB

Allah menegaskannya dalam ayat yang lain. Dia berfirman :

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Al-Azaab: 70).

Meski telah dilarang, ada kalanya seseorang terpaksa berbohong demi kebaikan. Lantas, bagaimana hukumnya jika hal itu terjadi? Apakah berbohong demi kebaikan dalam Islam diperbolehkan?

Berbohong Demi Kebaikan dalam Islam :

Baca Juga: Indah Banget! 7 Tempat Wisata Terpopuler di Gunung Sitoli yang Akan Membuat Anda Terpesona saat Berkunjung

Rahmat Kurniawan dalam buku Mulai Kembali ke Titik Nol menjelaskan, pada dasarnya semua kebohongan atau dusta itu dilarang.

Namun, ada tiga kebohongan yang dikecualikan, yaitu ketika dalam peperangan, ketika bertindak sebagai juru damai, dan kebohongan suami untuk menyenangkan istrinya.

Rasulullah SAW bersabda :

“Kebohongan diperbolehkan dalam tiga hal, laki-laki yang berbohong dalam peperangan, mendamaikan di antara yang bertikai, dan laki-laki yang berbohong kepada istrinya untuk membuatnya ridha.”

Baca Juga: Hidangan Para Raja Zaman Dahulu! Berikut ini Tujuh Wisata Kuliner Terpopuler Khas Makassar yang Wajib Dicoba

1. Berbohong dalam Peperangan

Mengutip jurnal Berdusta dalam Tinjauan Hadis tulisan Rukman Abdul Rahman Said, berbohong dalam peperangan dibolehkan karena termasuk dalam siasat berperang.

Berbohong dilakukan sebagai taktik untuk mengalahkan musuh atau demi meraih kemenangan yang diharapkan.

2. Berbohong Saat Melakukan Perdamaian

Dalam banyak kasus, seseorang yang telanjur bermusuhan dengan orang lain akan saling menyimpan rasa dendam yang sulit dihilangkan.

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Anak dan Ibu di Bukittinggi Sumbar Inses! Berawal dari Bersenggolan di Dapur

Sulit bagi mereka untuk kembali akur dan bersahabat. Padahal, ajaran Islam mewajibkan adanya hubungan keakraban, persahabatan, dan persatuan di antara semua umat.

Atas dasar itu, berbohong boleh dijadikan sebagai upaya untuk mendamaikan dua pihak yang sedang bertentangan. Namun, bohong yang dimaksud hanyalah sekadar ucapan di bibir dan tidak sampai ke dalam hati.

3. Berbohong kepada Istri

Seorang suami boleh menyampaikan kata-kata yang tidak sebenarnya kepada istri demi menyenangkan hatinya dan mempertahankan keutuhan rumah tangga. Hal ini sebagaimana yang dianjurkan dalam Islam.

Baca Juga: Terpopuler Sampai Luar Negeri! Berikut 8 Tempat Wisata di Manggarai, yang Asri dan Menawan Serta Begitu Indah

Misalnya, terkadang masakan istri kurang enak atau tidak sesuai ekspektasi. Ketika istri bertanya bagaimana rasa makanan tersebut, suami boleh mengatakan hal yang sebaiknya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa berbohong demi kebaikan dalam Islam diperbolehkan karena termasuk dalam tiga kondisi yang dikecualikan.

Hal itu juga disebutkan oleh Syekh Ibnu Abdur dalam kitab Taudiihul Aham min Buluughil Maraam. Mengutip perkataan Imam Nawawi.

Baca Juga: Menikmati Keindahan Danau Biru Kolaka Utara 8 Wisata Terpopuler di Kolaka Utara yang Sangat Menarik Tahun ini

Ia menjelaskan bahwa bohong boleh dilakukan asalkan itu adalah satu-satunya cara untuk mencapai suatu tujuan yang baik.

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya berbohong, walaupun pada dasarnya hukumnya haram, namun ia boleh dilakukan dalam beberapa kondisi tertentu. Setiap tujuan yang baik jika masih memungkinkan diperoleh tanpa berbohong, maka berbohong dalam kondisi demikian hukumnya haram. Namun, jika tujuan yang baik itu tidak mungkin diperoleh kecuali dengan berbohong, maka hukum berbohong adalah boleh. Jika tujuan yang baik itu bersifat mubah, maka berbohong hukumnya mubah, dan jika tujuan yang baik itu bersifat wajib, maka berbohong hukumnya wajib.” *** (Bella Martha Anggelleta).

Editor: Aan Sangkutiyar

Sumber: Youtube Ceramah 1 Menit

Tags

Terkini

Terpopuler