KFC Malaysia Tutup Sementara Akibat Boikot Pro-Palestina: Dampak Globalisasi pada Merek dan Isu-isu Sensitif

- 4 Mei 2024, 19:20 WIB
KFC Malaysia Tutup Sementara Akibat Boikot Pro-Palestina: Dampak Globalisasi pada Merek dan Isu-isu Sensitif.
KFC Malaysia Tutup Sementara Akibat Boikot Pro-Palestina: Dampak Globalisasi pada Merek dan Isu-isu Sensitif. /Alfareza/Indeksbabel

KLIKLUBUKLINGGAU.com – Krisis di Timur Tengah, khususnya di Gaza, telah menciptakan gelombang protes dan boikot di seluruh dunia. Di Malaysia, dampaknya terasa dengan penutupan sementara beberapa outlet KFC.

KFC Malaysia, yang dioperasikan oleh QSR Brands Holdings Bhd, telah menutup beberapa gerainya sebagai respons terhadap seruan boikot terkait dengan aksi genosida Israel di Gaza. Sebagai salah satu merek Barat yang populer di Malaysia, KFC memiliki basis konsumen yang besar di kalangan Muslim, mencapai lebih dari 60 persen dari populasi negara tersebut.

Perusahaan tersebut menyatakan penutupan sementara ini sebagai langkah untuk menghadapi "kondisi ekonomi yang menantang" serta untuk memfokuskan upaya mereka pada wilayah perdagangan yang lebih potensial. Meskipun mereka menekankan pentingnya kontribusi positif terhadap masyarakat Malaysia dan keberlanjutan merek mereka, QSR Brands Holdings Bhd tidak memberikan detail lebih lanjut mengenai alasan di balik kondisi sulit tersebut.

Baca Juga: Kekuatan TNI AD Disokong oleh Helikopter Serbu Mi-35P, Capung Besi Buatan Rusia dengan Persenjataan Canggih

Dalam pernyataannya, perusahaan tersebut juga menegaskan komitmennya untuk memberikan kesempatan kepada karyawan yang terkena dampak untuk dipindahkan ke lokasi lain yang lebih ramai. Namun, tidak disebutkan secara jelas apakah penutupan gerai KFC ini hanya terkait dengan situasi di Gaza atau ada faktor lain yang turut berperan.

Boikot terhadap merek-merek Barat yang dianggap terkait dengan Israel penjajah telah menjadi semakin umum di negara-negara mayoritas Muslim. Data Google Map menunjukkan puluhan gerai KFC yang terkena dampak di Malaysia, menandakan bahwa seruan boikot telah memiliki dampak yang signifikan.

Tidak hanya KFC, beberapa merek lain seperti McDonald's dan Unilever juga merasakan tekanan serupa. McDonald's mencatat pertumbuhan penjualan yang melambat di kuartal keempat tahun sebelumnya, sementara Unilever mengalami penurunan penjualan di Indonesia sebagai dampak dari kampanye boikot dan ketegangan geopolitik.

Baca Juga: Northrop Grumman Raih Kontrak 7 Miliar Dollar untuk Modernisasi Pesawat Pembom B-2 Angkatan Udara AS

Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan antara merek dan kebijakan luar negeri suatu negara, serta bagaimana konsumen dapat menggunakan kekuatan ekonomi mereka untuk menyuarakan solidaritas dan protes terhadap isu-isu global yang sensitif. ***

Editor: Aan Sangkutiyar

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah